Beijing telah menjadi pendukung utama Korut selama bertahun-tahun, memberikan bantuan yang menjaga perekonomiannya tetap bertahan di tengah sanksi AS dan sekutunya terhadap negara yang terisolasi tersebut.
Belakangan ini, Kim semakin dekat dengan Rusia. Pejabat AS dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Pyongyang telah memasok senjata dan pasukan untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.
Kehadiran Kim bersama Putin dan Xi akan menyoroti hubungan yang semakin erat di antara ketiga pemimpin tersebut dan menunjukkan kesediaan bersama mereka untuk berkoordinasi secara lebih terbuka dalam menantang norma-norma internasional yang dipimpin AS.
Bagi Kim, kunjungan ini meningkatkan kedudukan diplomatik Korut, menempatkannya di samping beberapa pemimpin paling berpengaruh di dunia.
Kim dan Xi belum bertemu secara langsung sejak Juni 2019, saat pemimpin China itu mengunjungi Pyongyang dan menyerukan denuklirisasi Semenanjung Korea. Sebelumnya, Kim melakukan empat kali kunjungan ke Beijing dalam 10 bulan untuk mencari dukungan China guna memulihkan hubungan dengan AS dan Korsel.
Sehari sebelum berangkat, Kim memeriksa pabrik rudal baru, seperti dilaporkan media pemerintah Korut pada Senin, langkah yang menandai kemajuan kemampuan persenjataan negara menjelang kunjungan Kim. Sesaat sebelum meninggalkan Pyongyang, Kim menegaskan hal tersebut dengan mengungkap rencana pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru.
Kereta mewah anti-peluru yang ditumpangi Kim menuju China secara historis menjadi moda transportasi favorit para pemimpin Korut, termasuk ayah dan kakeknya.
Kereta ini dianggap sebagai cara yang relatif aman untuk bepergian dengan mewah dalam perjalanan langka ke luar negeri dari negara, di mana maskapai penerbangan utamanya dinilai sebagai salah satu yang terburuk di dunia.
Kim juga naik kereta api ke Rusia untuk bertemu dengan Putin dua tahun lalu. Sebelumnya, ia melakukan perjalanan selama 60 jam ke Vietnam untuk bertemu Presiden Donald Trump pada masa jabatan pertamanya dalam KTT di Hanoi. Kim menaiki pesawat Boeing 747 yang disediakan China saat bertemu Trump untuk kali pertama pada 2018 di Singapura.
(bbn)
