Sementara itu dalam kaitannya ekspor kelapa yang dilakukan pemerintah di saat kebutuhan di dalam negeri masih besar, Khudori berpendapat bahwa saat ini pasar ekspor adalah pasar penyeimbang dari  pasar domestik.

Dia bilang, selama ini petani hanya mendapatkan harga rendah karena alternatif pasar terbatas. “Ini jadi pembelajaran penting bagi industri di hilir untuk lebih memperhitungkan keberadaan petani. Dengan cara menjalin kerja sama yg saling menguntungkan.” katanya.

Menurutnya, kejadian ini juga menunjukkan bahwa jika diurus dengan benar, komoditas ini sejatinya menjanjikan banyak peluang dan nilai tambah. Kelapa mestinya diurus seperti saudara mudanya, kelapa sawit.

“Sampai saat ini kelapa identik dengan komoditas rakyat yang dikembangkan seadanya. Kurang sentuhan kebijakan dan inovasi.” tutup Khudori.

(ell)