Logo Bloomberg Technoz

AS Nyaris Gagal Bayar Utang, Bos LPS Sebut Indonesia Lebih Pintar

Yunia Rusmalina
24 May 2023 16:40

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara ‘The Launch of Bloomberg Technoz’. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara ‘The Launch of Bloomberg Technoz’. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) terancam gagal bayar utang pada 1 Juni 2023 jika plafon utang tak dinaikkan Kongres AS.

Kendati demikian Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai risiko gagal bayar utang di AS hampir tidak ada dampaknya dari sisi fundamental ekonomi Indonesia.

Menurutnya, AS juga tak akan bodoh membiarkan negaranya mengalami gagal bayar utang. Adapun persoalan saat ini lebih disebabkan oleh alotnya negosiasi politik.

"Kalau jatuh tiba-tiba gagal bayar apa dampaknya kita belum tahu, tapi kalau dari sisi fundamental ekonomi hampir tidak ada. Mungkin di AS saja ada sedikit atau goyah ke dolar maupun pasar modal di sana," ujar Purbaya usai menghadiri pelantikan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Purbaya menjelaskan, AS akan mencari jalan keluar agar persoalan utang mereka bisa selesai. Sebab jika AS tak bisa membayar utang, hal ini juga akan berimbas ke perekonomian Negeri Paman Sam tersebut, seperti peringkat utang, dolar AS, hingga pasar modal.