Logo Bloomberg Technoz

Kinerja Ekspor Tetap Sulit Tertolong Meski Rupiah Terus Melemah

Dovana Hasiana
02 April 2024 14:20

Ilustrasi Pelabuhan di Korea Selatan (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Pelabuhan di Korea Selatan (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan serta-merta menjadi stimulus yang dapat mendongkrak nilai ekspor Indonesia. 

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pelemahan rupiah, yang diproyeksikan bertahan selama 1—2 bulan ke depan, memang memberikan peluang kepada Indonesia karena nilai produk nasional yang dipasarkan di luar negeri bakal lebih kompetitif dibandingkan  dengan produk lain.

Permasalahannya, selama ini Indonesia masih mengandalkan ekspor sumber daya alam (SDA). Walhasil, pelemahan rupiah tidak bakal mendongkrak nilai ekspor nonmigas imbas adanya tren penurunan harga komoditas.

“Kebanyakan ekspor kita berbasis SDA, seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil [CPO]. Kalau misalnya diasumsikan dengan harga yang relatif tepat, maka punya daya saing lebih baik. Namun, harga komoditas trennya mengalami penurunan, akhirnya terkompensasi,” ujar Tauhid saat dihubungi, Selasa (2/4/2024). 

Perkebunan kelapa sawit di Kotawaringin Barat./Bloomberg-Muhammad Fadli


Dengan demikian, nilai ekspor CPO tidak bakal otomatis meningkat imbas penurunan harga komoditas. Sebaliknya,  kinerja ekspor baaru bisa terdongkrak jika terjadi pemulihan harga komoditas. “Jadi relatif pengaruh [pelemahan rupiah] lebih kecil, kecuali harga [komoditas] makin mahal, kita makin senang.”