Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Hari Ini Konsolidasi Tunggu Data Inflasi dan APBN Kita

Tim Riset Bloomberg Technoz
02 January 2024 07:40

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perdagangan hari pertama tahun 2024 dimulai hari ini, Selasa (2/1/2024), untuk rupiah yang telah berhasil membukukan kinerja terbaik kedua di Asia tahun lalu. Peluang penguatan rupiah hari ini terbatas dan terlihat akan bergerak konsolidasi cenderung melemah di tengah penantian pengumuman data inflasi Desember dan pemaparan APBN Kita siang nanti.

Beberapa pasar utama dunia masih libur sementara bursa modal di Asia mulai dibuka dengan sinyal pelemahan. Rupiah di pasar forward pagi ini terlihat masih bergerak di level lebih lemah dibanding penutupan di pasar spot di hari terakhir bursa tahun lalu. Kontrak forward rupiah seminggu dan sebulan ke depan bergerak di kisaran Rp15.426-Rp15.446/US$ pada pagi ini pukul 7:10 WIB. Sementara indeks dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir 29 Desember lalu ditutup menguat dua hari berturut-turut.

Secara teknikal, rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan ke Rp15.365-Rp15.310/US$. Level resistance selanjutnya berpotensi terus dan lanjut menguat ke Rp15.280/US$. Sementara bila tertekan, rupiah bisa melemah ke ke level support terdekat dapat menuju Rp15.450/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support di antara Rp15.490-Rp15.550/US$.

Memasuki 2024 sejatinya optimisme pelaku pasar lebih besar dengan keyakinan kuat bahwa periode penurunan bunga Federal Reserve (The Fed) akan dilakukan mulai akhir kuartal 1-2024 nanti dengan total pemotongan 150 basis poin sepanjang tahun. Sinyalemen ini memberi suntikan energi bagi aset-aset di pasar negara berkembang, emerging market, termasuk rupiah.

Sepanjang 2023, rupiah mencatat penguatan 1,13% dibandingkan level penutupan akhir 2022, membawa rupiah sebagai mata uang Asia terkuat kedua tahun lalu. Setelah menjebol level psikologis terlemah tahun lalu di Rp16.000 pada akhir Oktober, rupiah berangsur bangkit dan bergerak stabil, terutama didukung oleh membaiknya sentimen global yang mengikis ketidakpastian terkait arah kebijakan bunga The Fed.