Logo Bloomberg Technoz

Kinerja Rupiah 2023

Tahun Berat Bagi Rupiah Berakhir 'Happy Ending'

Ruisa Khoiriyah
29 December 2023 13:05

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tahun 2023 menjadi periode yang sangat berat bagi mata uang kebanggaan Indonesia, rupiah. Tekanan ketidakpastian global terutama dari kebijakan bunga bank sentral negara maju membuat rupiah mengalami tekanan besar terutama separuh kedua tahun ini hingga sempat menembus Rp16.000/US$, level terlemah sejak rekor terendah pecah ketika pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.

Memasuki tahun baru, rupiah sudah berhasil bergerak lebih stabil dan menghadapi 2024 dengan prospek lebih cerah seiring dengan potensi penurunan bunga Federal Reserve (The Fed) yang bisa menaikkan lagi pamor valuta dari pasar emerging market, termasuk rupiah.

Selain ketidakpastian global yang terlihat mulai turun dari puncak ekstremnya, stabilitas rupiah juga berpeluang lebih langgeng dengan kini sudah semakin banyak amunisi yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia (BI). Mulai dari kebijakan repatriasi devisa hasil ekspor (DHE), sampai penerbitan berbagai sekuritas baru yang memanjakan pelaku pasar keuangan seperti Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sertifikat Valas (SVBI) hingga Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Mengawali 2023, nilai rupiah semula bergerak dengan penguatan meyakinkan mengalahkan semua mata uang emerging market. Bahkan, sampai akhir April 2023, rupiah mencetak penguatan hingga 6,13%, mengalahkan mata uang Asia lain yang bahkan masih mencatat pelemahan melawan dolar AS.

Rupiah berjaya bahkan ketika pecah serentetan kejatuhan bank-bank regional di Amerika Serikat pada Maret 2023, membuat ketakutan pelaku pasar global. 

Pergerakan nilai tukar rupiah hadapi dolar AS sepanjang 2023 (Bloomberg)