Logo Bloomberg Technoz

Film, drama, musik, dan sebagainya yang datang dari Korea Selatan kini sangat digandrungi di berbagai negara. Hallyu alias Korean Wave menjadi frasa yang akrab di telinga.

Berdasarkan catatan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Dunia (UNESCO), nilai ekspor kebudayaan Korea Selatan pada 2019 adalah US$ 542,17 miliar. Korea Selatan berada di peringkat 4 dunia, hanya kalah dari Jepang, Belanda, dan Prancis.

Sumber: UNESCO

Status itu membuat Korea Selatan semakin agresif dalam ekspansi. Pasar yang tengah disasar adalah negara konsumen terbesar dunia, AS sang Negeri Adikuasa.

Mengutip Bloomberg News, Hybe Co berencana membeli label musik rap yang berbasis di Atlanta, Quality Control. Hybe, yang memayungi kelompok idola BTS, ingin mendongkrak eksistensi di Negeri Paman Sam.

Hype berencana membeli QC Media Holdings, perusahaan induk Quality Control, senilai KRW 314 miliar atau sekira Rp 3,8 triliun. Mereka juga akan menerbitkan saham baru senilai KRW 62,8 miliar (Rp 752 miliar) untuk pendiri QC yakni Pierre “P” Thomas dan Kevin “Coach K” Lee.

Namun, masuk ke pasar AS adalah sebuah tantangan. Sebab, AS mungkin adalah medan yang sulit ditaklukkan.

Mengutip riset Dr. Jieun Kiaer, Profesor Linguistik Korea di University of Oxford (Inggris), rata-rata usia penggemar musik pop Korea Selatan (K-Pop) adalah 23 tahun dan lebih dari separuh adalah perempuan. Ciri-ciri demografi yang tidak lekat dengan AS.

Berdasarkan sensus 2021, median usia warga AS adalah 38,8 tahun. Sejak 2000, median usia di AS telah bertambah 3,4 tahun. Ya, AS adalah negara yang menua, an aging nation.

Sumber: US Census Bureau

Sementara dari jenis kelamin, komposisi perempuan dan laki-laki hampir seimbang. Pada 2021, jumlah warga perempuan sedikit lebih banyak yaitu 50,5%.

Sumber: Bank Dunia

Soal preferensi aliran musik, AS pun berbeda. Mengutip studi yang dilakukan Deezer pada 2018, rock menjadi genre musik paling digemari di Negeri Adidaya. Sebanyak 56,8% responden menjawab rock sebagai musik favorit mereka. AS adalah tanah rock, the land of rock.

Sementara data Statista menunjukkan album rock menyumbang penjualan vinyl terbanyak. Pada 2018, penjualan album rock berkontribusi terhadap 41,7% penjualan media musik vinyl.

Sumber: Statista

Itu dari sisi vinyl alias piringan hitam. Sementara berdasarkan streaming, adalah genre rap/hip-hop yang merajai. 

Dalam survei 2018, rap/hip-hop meyumbang 22,8% dari total musik yang didengarkan via streaming. Pop hanya berada di peringkat 3, bahkan kalah dari musik Latin.

Sumbee: Statista

Oleh karena itu, sepertinya AS bukan negara yang mudah takluk oleh K-Pop. Dengan kondisi demografi usia penduduk yang menua dan preferensi akan musik rock, maka ‘virus’ K-Pop akan lebih sulit untuk masuk.

(aji/roy)

No more pages