Sementara itu, dalam industri perbankan, serangan siber berupa phishing tidak hanya untuk pihak bank namun terhadap nasabahnya, terang Slamet.
Ia mencontohkan, ada seseorang yang mengaku dari pihak bank, lalu memberikan pengumuman untuk mengeklik sesuatu dan itu termasuk kasus serangan phishing kredensial.
Slamet selanjutnya menerangkan bahwa serangan siber terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu ada yang sifatnya teknis dan satu lagi bersifat sosial. Bersifat teknis seperti ransomware, distributed denial-of-service (DDoS), dan lain sebagainya. Sementara yang bersifat sosial seperti adanya pemecah belah, berita-berita palsu, dan lain-lain.
“Nah dengan AI (kecerdasan buatan) itu semakin susah kita membedakan mana yang berita palsu, mana yang berita benar,” kata Slamet.
Oleh karena itu, ujar dia, BSSN bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyediakan semacam fasilitas untuk masyarakat melakukan pengecekan apakah berita itu benar atau tidak.
Phishing Urutan ke-3 dari Lanskap Keamanan Siber RI 2024
Berdasarkan laporan Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2024, phishing dari PhisingSite menjadi urutan ketiga terbanyak. PhisingSite memiliki trafik anomali berjumlah 26.771.610, mengutip unggahan dari Instagram resmi BSSN, @bssn_ri pada Selasa (26/8/2025).
Urutan teratasnya adalah Miral Batnet dengan trafik anomali senilai 81.286.596 dan Generic Trojan RAT menempati posisi kedua dengan trafik anomali berjumlah 30.914.047. Salah satu isi laporan tersebut yakni adanya total trafik anomali di Indonesia pada 2024 sebesar 330.527.636.
“Anomali trafik tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan jumlah 112.085.045 anomali, sedangkan anomali terendah terjadi pada pada bulan Mei dengan jumlah 12.273.078 anomali,” tulis data BSSN yang dipublikasi 26 Januari 2025 lalu.
BSSN mengatakan bahwa aktivitas anomali trafik ini bisa berdampak pada penurunan performa perangkat dan jaringan, pencurian data sensitif, hingga perusakan reputasi dan penurunan kepercayaan terhadap suatu organisasi.
(far/wep)
