Logo Bloomberg Technoz

Importir Yakin Bakal Lolos dari Efek Samping Kenaikan BI Rate

Pramesti Regita Cindy
25 April 2024 09:40

Pedagang memindahkan dus buah impor asal China yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang memindahkan dus buah impor asal China yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan importir optimistis kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada April, tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja impor secara umum.

Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi mengatakan mayoritas importir di dalam negeri membayar transaksi perdagangan mereka secara tunai melalui transfer langsung, bukan dengan skema pinjaman ke bank.

Bagaimanapun, dia menyoroti segelintir importir yang masih bergantung pada pinjaman lembaga keuangan pasti akan terbebani biaya pengembalian pinjaman akibat kenaikan suku bunga bank.  

"[Importir] tidak terlalu berpengaruh secara luas karena kenaikan suku bunga hanya [terasa] bagi importir yang menggunakan skema pinjaman ke bank," jelas Subandi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (25/4/2024).

Pelanggan melihat tas impor yang dijual di pusat grosir Senen Jaya, Jakarta, Jumat (6/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bagaimanapun, Subandi menjelaskan jika BI kembali menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, importir belum tentu sanggup menerima beban tambahan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik dan bahkan cenderung menurun.