Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Anjlok 3% Meski BI Sudah Borong Obligasi Rp33,5 T

Tim Riset Bloomberg Technoz
28 March 2024 12:25

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan yang dihadapi oleh rupiah telah mendesak Bank Indonesia (BI) semakin aktif melakukan intervensi baik di pasar spot, pasar forward maupun di pasar surat utang (Surat Berharga Negara/SBN).

Sepanjang tahun ini sampai 25 Maret lalu, BI telah memborong SBN (net buy) sebesar Rp33,5 triliun sehingga membawa posisi kepemilikan surat utang oleh BI mencapai Rp1.397,4 triliun, menurut data yang dipublikasikan oleh Kementerian Keuangan.

Dengan lanskap yang dihadapi oleh rupiah saat ini, terkepung aksi jual asing di pasar SBN dan saham, ditambah kenaikan permintaan dolar AS di pasar menyusul jadwal pembagian dividen korporasi, BI diperkirakan akan semakin gencar melakukan intervensi pada hari-hari mendatang. Intervensi yang sudah masif beberapa waktu terakhir, terlihat baru dimulai dan bisa membawa posisi cadangan devisa RI semakin menipis di masa mendatang.

Di pasar spot hari ini, Kamis (28/3/2024), hari terakhir perdagangan di bulan Maret karena esok pasar ditutup memperingati libur Hari Raya Paskah, rupiah semakin tergelincir melemah ke posisi Rp15.873/US$ pada pukul 11:55 WIB, mengimplikasikan pelemahan 3,01% year-to-date dan membawa rupiah sebagai salah satu mata uang Asia berkinerja terburuk sejauh ini.

Sementara menghitung selama Maret saja, sejauh ini rupiah telah tergerus 1,08%.