Logo Bloomberg Technoz

Sementara dari sisi eksternal, lanjut Satria, pelemahan rupiah disebabkan oleh 2 hal. Pertama adalah penguatan dolar AS yang terjadi secara global.

Dalam seminggu terakhir. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,57%. Selama sebulan ke belakang, penguatannya adalah 0,34%.

Data ekonomi AS yang solid menjadi penopang penguatan dolar AS. Saat ekonomi AS masih kuat, maka sepertinya sulit bagi bank sentral Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

“Ekonomi AS relatif lebih kuat ketimbang negara-negara G7. Skenario terus terbang atau no-landing sepertinya masih akan terjadi pada 2024,” imbuh Satria.

Kedua adalah pelemahan yen Jepang dan yuan China. Dua mata uang ini adalah ‘jangkar’ Asia, sehingga saat keduanya melemah maka akan menyeret mata uang lainnya, termasuk rupiah.

(aji)

No more pages