Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Loyo, Apakah Pasar Minta BI Naikkan Bunga Lagi?

Ruisa Khoiriyah
23 November 2023 11:00

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kembali melemah hari ini, Kamis (23/11/2023), dengan kembali terperosok ke kisaran Rp15.600-an di kala mayoritas mata uang Asia bergerak menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Pelemahan rupiah berlangsung di kala Bank Indonesia (BI) tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan akan mengumumkan kebijakan bunga acuan siang nanti.

Meskipun konsensus ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan BI akan mempertahankan level BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) di 6% siang nanti, tekanan yang dihadapi oleh rupiah dua hari ini dinilai sebagian analis sebagai tekanan pada BI agar mengerek kenaikan bunga acuan.

"Pasar valuta asing merespon negatif terkait ekspektasi BI menahan bunga acuan. Sehingga, kemungkinan kenaikan bunga acuan BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada Desember tetap harus diperhitungkan. Prediksi kami, BI berpotensi menaikkan lagi bunga acuan bila rupiah kembali terdepresiasi di rentang Rp15.700-Rp15.900/US$," kata Lionel Priyadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas dalam catatannya pagi ini.

Rupiah di pasar Non Deliverable Forwards (NDF) tadi pagi memang bergerak melemah melampaui level pasar spot yakni hingga ke kisaran Rp15.640-an. Namun, sampai siang ini, terlihat tekanan mulai mereda di mana rupiah NDF kembali menguat ke Rp15.597/US$.