Logo Bloomberg Technoz

Dia merujuk berdasarkan pola nilai ekspor hasil sumber daya alam (SDA) yang termasuk dalam sektor wajib DHE yakni pertambangan, perkebunan, perhutanan, dan perikanan, yang menyentuh US$203 miliar dari total ekspor pada 2022 yang sebesar US$292 miliar.

"Maka dengan angka tadi, kalau 30% diretensi, angkanya sekitar US$ 60 miliar. Kita masih hitung tahun ini dengan pola yang sama, walau growth ekspor melambat maka yang diretensi sekitar US$60 miliar," katanya.

Didominasi Eksportir Tambang

Menurut catatan pemerintah, saat ini sektor pertambangan mendominasi transaksi Term Deposito valas dengan nilai mencapai US$129 miliar, di mana eksportir batu bara berkontribusi sekitar 36% dari total transaksi yang ada.

Kemudian, di posisi kedua ada sektor perkebunan sebesar US$55,2 miliar atau setara 18% dari total transaksi, dengan komoditas terbesar adalah kelapa sawit US$ 27,8 miliar atau 50,3% dari total ekspor perkebunan. Sedangkan untuk sektor hutan sebesar US$11,9 miliar atau 4,1%, dengan yang terbesar pulp and paper industry, dan di sektor perikanan US$ 6,9 miliar atau 2,4% dengan penyumbang terbesar dari sektor udang.

Sejak diberlakukan PP36/2023 tersebut pada 1 Agustus atau dua pekan lalu, terlihat mulai ada kenaikan nilai penawaran masuk dalam lelang Term Deposit Valas DHE yang digelar oleh Bank Indonesia

Berdasarkan data Bank Indonesia yang dikompilasi oleh Bloomberg Technoz, sejak penerapan kewajiban penempatan devisa hasil ekspor 1 Agustus sampai lelang terakhir digelar 10 Agustus lalu, total nilai penawaran masuk dalam lelang TD valas DHE yang digelar oleh Bank Indonesia, termasuk rollover, mencapai US$161,25 juta, sekitar Rp2,45 triliun. 

Lelang pada 8 dan 10 Agustus lalu mencatat minat cukup tinggi dengan nilai penawaran masuk di atas US$50 juta dengan tenor favorit adalah term deposit 1 bulan dan 3 bulan. Bank Indonesia menawarkan rate atau bunga mulai kisaran 5,39% untuk tenor 1 bulan hingga 5,44% untuk tenor 3 bulan.

(ibn/evs)

No more pages