Logo Bloomberg Technoz

Awan Gelap Sektor Properti Belum Pergi

News
01 February 2023 10:45

Ilustrasi Pasar Properti dan Perumahan (Dok Bloomberg)
Ilustrasi Pasar Properti dan Perumahan (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar properti yang anjlok di seluruh dunia menimbulkan risiko lain bagi perekonomian global yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang tinggi, dan berpotensi memperburuk penurunan harga properti.

Laporan minggu ini menunjukkan bahwa merosotnya permintaan perumahan di Amerika Serikat (AS) telah berlangsung selama lima bulan, bersamaan dengan tingkat penjualan rumah di China juga merosot, dan penurunan harga properti terus berlanjut baik di Australia maupun Selandia Baru.

Penurunan value rumah berpotensi merusak keyakinan konsumen dan membebani pengeluaran rumah tangga, yang menjadikan sentimen negatif bagi perekonomian global pada tahun lalu. Investasi juga bisa terkena dampak karena para pengembang perumahan mengurangi jumlah proyek mereka sebagai respons terhadap penurunan harga, permintaan yang drop, dan biaya pinjaman perbankan yang lebih tinggi.

Di AS, kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tahun lalu membuat pasar perumahan menjadi lesu, menjadikan tingkat penjualan rumah bekas anjlok ke level terburuk dalam lebih dari satu dekade. Hal ini akan menekan harga secara berkepanjangan, terutama di beberapa bagian negara seperti San Francisco, di mana daya beli sudah turun sebelumnya.

Tekanan ini diperkirakan akan terus berlanjut selama The Fed berupaya mengatasi inflasi. Para pembuat kebijakan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 poin pada pertemuan selama dua hari pada Rabu, menjadi rentang 4,5% hingga 4,75%.