Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan Rupiah Masih akan Berlanjut Dibebani China dan Resesi

Muhammad Julian Fadli
27 June 2023 08:52

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai rupiah berusaha bertahan di tengah tekanan sentimen eksternal yang berepisentrum pada arah bunga acuan bank sentral utama dunia juga tanda tanya pada seberapa buruk pemulihan ekonomi China.

Hari ini nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika diperkirakan masih akan menghadapi tekanan seiring langkah pelaku pasar menghitung ekspektasi kenaikan bunga acuan dan kekhawatiran terhadap pecahnya resesi di negeri Paman Sam karena pengetatan moneter terus diberlakukan.

Di sisi lain, kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian Tiongkok yang lebih buruk dari ekspektasi juga membebani mata uang emerging market.

Mata uang Indonesia kemarin menembus level di atas Rp15.000/US$, tertekan oleh pelaku pasar yang memilih bersikap hati-hati dan waspada jelang pengumuman data konsumsi personal Amerika pekan ini. Mata uang emerging market Asia juga terseret sentimen buruk China di mana pasar khawatiran kondisi pelemahan di negeri itu lebih buruk dari perkiraan. Pairing USD/IDR ditutup naik 21 bps membawa nilai rupiah jatuh melemah ke level Rp15.015/US$. 

  • Para pelaku pasar mencemaskan risiko resesi Amerika apabila Federal Reserve terus melanjutkan pengetatan moneter secara agresif di sisa tahun ini.
  • Indeks Dolar AS menguat 0,02% ke level 102,712% pada Selasa pagi ini, setelah ditutup melemah semalam.
  • Pelaku pasar menunggu data PMI Manufaktur China yang diperkirakan di angka 49, menjadi tiga bulan berturut-turut pasar memperkirakan manufaktur Tiongkok kontraksi. Data China yang buruk akan menambah beban mata uang emerging market termasuk rupiah.

Analisis teknikal

Berdasarkan indikator Moving Average (MA), rupiah saat ini tengah uji support pada MA-100 yang mengindikasikan tren pelemahan bisa berlanjut.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah. Dengan target kontraksi terdekat menuju area Rp15.034 - Rp15.090/US$. Adapun secara tren jangka menengah, rupiah membentuk tren Lower Low, dengan menetap di bawah MA-50 dan MA-100 saat ini.

Adapun indikator trendline garis merah menjadi resistance terkuat rupiah untuk penguatan ke level Rp14.970/US$. Sedangkan, MA-50 menjadi resistance optimis selanjutnya, menuju Rp14.855/US$ dalam tren jangka menengah.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 27 Juni (Divisi Riset Bloomberg Technoz)