Melemahnya IHSG juga merupakan efek secara langsung dari dropnya sejumlah saham Big Caps. Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Kamis (13/11/2024).
- Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 11,73 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 6,56 poin
- Bank Mandiri (BMRI) mengurangi 4,97 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 4,91 poin
- Barito Pacific (BRPT) mengurangi 3,57 poin
- Astra International (ASII) mengurangi 3,19 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mengurangi 2,05 poin
- Impack Pratama Industri (IMPC) mengurangi 1,82 poin
- Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE) mengurangi 1,41 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 1,36 poin
Adapun saham–saham LQ45 lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) drop 2,82% ke posisi Rp1.205/saham dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga melemah dengan penurunan 2,78% ke posisi Rp2.440/saham.
Disusul oleh pelemahan saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun 2,78% ke Rp2.100/saham, dan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang mencetak minus 2,68% ke Rp545/saham.
Phintraco Sekuritas menyebut, IHSG ditutup melemah 0,2% pada perdagangan Kamis, setelah sebelumnya sempat ada di teritori positif. Saham industrial mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham energi membukukan penguatan terbesar. Rupiah kembali melemah ditutup di sekitar level Rp16.727/US$ di perdagangan Kamis.
“Secara teknikal, IHSG ditutup di bawah level MA–5 dan indikator Stochastic RSI berlanjut melemah. Volume jual mengalami kenaikan,” jelas Phintraco dalam riset terbarunya, Kamis.
Sehingga IHSG berpotensi cenderung melemah menguji support (lagi) pada level 8.325 – 8.350 pada perdagangan esok, Jumat (14/11/2025).
(fad)































