Logo Bloomberg Technoz

Aktivitas Manufaktur RI Catat Rekor Terlemah Sejak November 2022

Hidayat Setiaji
05 June 2023 07:47

Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg
Pengiriman minyak kelapa sawit di pabrik minyak goroeng kawasan Marunda, Jakarta. Fotografer Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif pada Mei 2023. Namun laju ekspansinya melambat cukup signifikan.

S&P Global melaporkan, aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) di Indonesia ada di 50,3 pada Mei. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang 52,7 sekaligus menjadi yang terendah sejak November tahun lalu.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika masih di atas 50, maka artinya masih dalam fase ekspansi, bukan kontraksi.

“Penyebab utama perlambatan PMI adalah penurunan permintaan baru (new orders). Volume pekerjaan turun untuk kali pertama sejak Agustus 2021, setelah pada April mencatat rekor tertinggi dalam 7 bulan terakhir,” sebut keterangan tertulis S&P Global.

Permintaan global juga turun, di mana permintaan baru turun selama 12 bulan beruntun. Menurut para panelis, penurunan permintaan global dan domestik dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lemah.