Logo Bloomberg Technoz

Neraca Perdagangan RI Berpotensi Defisit pada Semester II-2025

Dovana Hasiana
26 April 2025 21:00

Kapal Peti Kemas (dok: HSBC)
Kapal Peti Kemas (dok: HSBC)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia berisiko menuju defisit bulanan pada semester II-2025 jika tren harga dan volume ekspor menurun tajam, apalagi bila terjadi gangguan lanjutan dalam rantai pasok global.

Terlebih, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terbaru memproyeksikan pertumbuhan perdagangan global akan berkurang setengahnya dari 3,8% pada tahun lalu, menjadi 1,7% pada tahun ini.

"Dengan tekanan simultan dari sisi permintaan global yang melemah, harga komoditas yang cenderung menurun, dan tekanan kebijakan proteksionis global, neraca perdagangan Indonesia pada semester II-2025 berisiko menyempit, bahkan bisa menuju defisit bulanan," ujar Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Sabtu (26/4/2025). 

Secara umum, kata Josua, penurunan volume perdagangan global mencerminkan melemahnya permintaan eksternal yang merupakan pendorong utama ekspor Indonesia.

Surplus Neraca Dagang RI pada Maret 2025 (Bloomberg)

Josua mengatakan, IMF menegaskan lonjakan tarif Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan dagang menimbulkan kejutan negatif terhadap permintaan eksternal negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, AS, dan Uni Eropa.