Perusahaan Hashim Diramal Untung 20 Tahun Usai Caplok Blok Duyung
Azura Yumna Ramadani Purnama
18 December 2025 09:50

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) menilai sumber daya kontijensi (2C) di Lapangan Mako, Blok Duyung sebesar 376 miliar kaki kubik (BCF) berpotensi menopang produksi hingga 20 tahun jika dikonversi menjadi cadangan.
Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal memandang biaya pengembangan sebesar US$320 juta di salah satu lapangan gas Blok Duyung tersebut terbilang cukup menarik, sebab Lapangan Mako memiliki sumber daya kontinjensi atau potensi gas temuan sebesar 376 BCF.
Adapun, perusahaan Hashim Djojohadikusumo, yakni Arsari Group, lewat anak usahanya PT Nations Natuna Barat diketahui tengah dalam proses mengakuisisi 75% hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Duyung; yang merupakan lapangan lepas pantai Natuna garapan Conrad Asia Energy Ltd.
“[Sumber daya] 376 BCF lumayan untuk orang 20 tahun ke depan. Itu cukup signifikan dengan harga yang menarik. Cadangannya cukup lumayan, harga US$320 juta lumayan, ya bisa dibilang sesuai lah [keputusan investasi Arsari Group],” kata Moshe ketika dihubungi, Kamis (18/12/2025).
Dia memandang pengembangan blok migas tersebut cukup menjanjikan sebab hasil gas dari Lapangan Mako diketahui sudah diminati oleh PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), sehingga memberikan kepastian bagi perusahaan.

































