Logo Bloomberg Technoz

Dokter Residen di Inggris Mogok Lima Hari, Tuntut Kenaikan Gaji

Redaksi
17 December 2025 20:35

Para dokter residen melakukan mogok kerja di luar Rumah Sakit St. Thomas di London, Inggris, Rabu (17/12/2025). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Para dokter residen melakukan mogok kerja di luar Rumah Sakit St. Thomas di London, Inggris, Rabu (17/12/2025). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Para dokter residen di Inggris memutuskan untuk melanjutkan pemogokan menjelang Natal. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Para dokter residen di Inggris memutuskan untuk melanjutkan pemogokan menjelang Natal. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Pemogokan tersebut dilakukan setelah menolak tawaran pemerintah yang tidak memenuhi tuntutan mereka terkait gaji. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Pemogokan tersebut dilakukan setelah menolak tawaran pemerintah yang tidak memenuhi tuntutan mereka terkait gaji. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Pemerintah sebelumnya menyatakan tidak dapat menambah kenaikan gaji setelah kenaikan kumulatif 28,9%, termasuk 24,6% pada tahun lalu.

Pemerintah sebelumnya menyatakan tidak dapat menambah kenaikan gaji setelah kenaikan kumulatif 28,9%, termasuk 24,6% pada tahun lalu.

Pemogokan ini berisiko menambah tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional yang tengah menghadapi wabah flu. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Pemogokan ini berisiko menambah tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional yang tengah menghadapi wabah flu. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Para dokter residen melakukan mogok kerja di luar Rumah Sakit St. Thomas di London, Inggris, Rabu (17/12/2025). (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Para dokter residen di Inggris memutuskan untuk melanjutkan pemogokan menjelang Natal. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Pemogokan tersebut dilakukan setelah menolak tawaran pemerintah yang tidak memenuhi tuntutan mereka terkait gaji. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)
Pemerintah sebelumnya menyatakan tidak dapat menambah kenaikan gaji setelah kenaikan kumulatif 28,9%, termasuk 24,6% pada tahun lalu.
Pemogokan ini berisiko menambah tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional yang tengah menghadapi wabah flu. (Jose Sarmento Matos/Bloomberg)

Bloomberg, Para dokter residen di Inggris memutuskan melanjutkan pemogokan menjelang Natal setelah menolak tawaran pemerintah yang dinilai tidak memenuhi tuntutan terkait gaji dan kondisi kerja.

Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara dengan hasil 83% mendukung dan 17% menolak rencana pemogokan selama lima hari mulai Rabu pukul 07.00, sebagaimana disampaikan Asosiasi Medis Inggris, dengan tingkat partisipasi 65%.

Menteri Kesehatan Wes Streeting menawarkan paket yang mencakup penggantian biaya keanggotaan dan ujian serta undang-undang darurat untuk memprioritaskan lulusan kedokteran Inggris dalam penempatan pelatihan dasar dan spesialisasi. Ia menyatakan tidak dapat menambah kenaikan gaji setelah kenaikan kumulatif 28,9%, termasuk 24,6% pada tahun lalu.

Streeting memperingatkan bahwa pemogokan berisiko menambah tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional yang tengah menghadapi wabah flu dengan angka rawat inap pekan lalu 42% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. 

“Tidak perlu pemogokan ini dilakukan minggu ini, dan ini menunjukkan pengabaian BMA yang mengejutkan terhadap keselamatan pasien dan staf NHS lainnya,” kata Streeting dalam sebuah pernyataan. “Pemogokan ini bersifat mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab, dan berbahaya.”

(red)