Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bakal mengoperasikan serta meremajakan kilang minyak yang baru diakusisisi perseroan dari Shell Singapore Pte Ltd (SSPL) di Singapura. 

Fasilitas kilang itu berkapasitas 237.000 barel per hari (bph) dengan nilai akuisisi mencapai US$253,74 juta atau sekitar Rp 4,29 triliun (kurs: 16.920 per dolar AS).

Direktur SDM & Urusan Korporat Chandra Asri Pacific Suryandi mengatakan pemeliharaan bakal dilakukan terjadwal untuk menjaga keandalan operasional kilang.

TPIA nantinya akan berinvestasi dan memperbarui aset, khususnya pada bidang logistik guna meningkatkan rantai pasok serta mengatasi hambatan kapasitas. 

“Tentu saja ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi,” kata Suryandi dalam analis dan media briefing Chandra Asri Pacific secara daring, Selasa (8/4/2025).  

Selain itu, Suryandi mengatakan perseroan bakal meningkatkan efektivitas dan mengurangi emisi karbon dalam operasional dengan mengoptimalkan efisiensi produksi untuk meningkatkan margin yang dihasilkan. 

Pascaakuisisi saham Aster Chemicals and Energy Pte Ltd (Aster), TPIA akan memprioritaskan keberlanjutan dengan menyediakan belanja modal untuk proyek-proyek yang mendukung energi terbarukan. 

Selanjutnya, Suryandi menambahkan, perseroannya akan bermitra dengan institusi kelas dunia untuk memperluas kapabilitas dan dan mendiversifikasi produk yang ditawarkan. 

“Ragam dari produk yang dihasilkan oleh fasilitas ataupun pabrik-pabrik di bawah Chandra Asri  Grup,” ucapnya. 

Manfaat Aster 

Pascaakuisisi kilang tersebut, Suryandi mengatakan Aster memiliki lima manfaat bagi perekonomian di Indonesia. 

Pertama, Aster akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia atau sekitar lebih dari 200 tenaga kerja akan dioperasikan dari Indonesia yang sebelumya tersebar di Malaysia, Filipina, India, dan Polandia. 

Kedua, Aster akan memperkuat ketahanan energi dan kimia Indonesia, dengan menjadi pemasok utama produk kilang dan petrokimia untuk kebutuhan Indonesia yang terlanjur defisit 18.000 KT. 

Ketiga, meningkatkan inovasi dan ilmu pengetahuan Indonesia karena lebih dari 1.500 tenaga ahli di Singapura dan kemitraan dengan Glencore perihal kilang dan petrokimia dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 

Keempat, optimalisasi perdagangan antara Indonesia dan Singapura. Sinergi perdagangan Chandra Asri dan Aster dalam rantai pasok pengadaan bahan baku naphtha sampai cross selling produk kilang (pygas & MTBE) dan produk petrokimia (ethylene, propylene, dan Raff-1).

Kelima, repatriasi dan konsolidasi keuntungan ke Chandra Asri untuk memperkuat balance of payments di Indonesia. 

Sekadar informasi, akuisisi ini dilakukan melalui CAPGC Pte Ltd, perusahaan patungan antara Chandra Asri Capital Pte Ltd yang merupakan anak usaha Chandra Asri Group, dan anak usaha Glencore, Glencore Asian Holdings Pte Ltd. 

Nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai US$253,74 juta atau setara Rp 4,29 triliun (kurs: 16.920 per dolar AS). Adapun, jumlah yang dibayarkan sesuai porsi kepemilikan saham Perseroan dalam CAPGC adalah US$ 202,99 juta atau senilai Rp3,38 triliun.  

Kawasan energi dan kimia ini mencakup kilang berkapasitas 237.000 barel minyak mentah per hari, Ethylene Cracker dengan kapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom, serta aset kimia hilir di Pulau Jurong.  

Akuisisi tersebut juga menjadi langkah strategis emiten Prajogo Pangestu, Chandra Asri Group, dalam memperluas perusahaan di sektor energi, kimia, dan infrastruktur regional.

Fasilitas tersebut akan tetap beroperasi di bawah Aster Chemicals and Energy Pte Ltd, sementara karyawan yang ada akan tetap bekerja di bawah kepemilikan baru.

(mfd/naw)

No more pages