Logo Bloomberg Technoz

Mengutip website BNC, tawaran bunga deposito di bank itu anjlok menjadi tinggal 3,5% per tahun untuk counter rate, levelnya bahkan di bawah bunga penjaminan LPS yang saat ini sebesar 4,25%. Sedangkan tawaran bunga deposito melalui aplikasi mobile banking, iming-iming bunga tinggi masih gencar dilakukan. Menilik aplikasi BNC, nasabah bisa membuka deposito bunga dengan setoran sangat rendah mulai Rp 100.000 dan bunga bervariasi sesuai tenor mulai 6,5% (7 hari) hingga 8% per tahun (12 bulan). Hanya, tawaran bunga tinggi itu tidak ditampilkan di website bank.

Adapun Seabank Indonesia yang tadinya mengiming-imingi nasabah dengan bunga deposito hingga 7%, kini mematok bunga deposito hanya di kisaran 4% dan promo 5%. Bank-bank digital lain juga ikut meninggalkan pertempuran dengan penawaran bunga deposito lebih rendah. Jenius, bank digital BTPN, sebagai contoh, menawarkan bunga 5% per tahun, sama dengan tawaran bunga deposito Bank Jago, yang sahamnya diperdagangkan di bursa dengan ticker ARTO.

Bank digital milik PT Bank Central Asia Tbk, Blu, bergeming dengan menawarkan bunga deposito mulai 3,5% hingga 4,75%. Sedangkan bank milik taipan Chairul Tanjung masih bertahan menawarkan return 4%-6% tergantung nilai penempatan dan jangka waktu simpanan. Begitu juga LINE Bank yang masih bertahan dengan tawaran bunga tinggi 6% per tahun.

Tren bunga tinggi global hampir berujung

Perlombaan menarik dana nasabah dengan bunga simpanan tinggi tidak bisa dilepaskan dari tren bunga tinggi yang melingkupi dunia sejak 2022 silam. Inflasi yang tinggi terpicu krisis geopolitik, disrupsi rantai pasokan pasca pandemi yang mulai menjinak, melambungkan inflasi di hampir semua negara.

Negara-negara maju merasakan lonjakan inflasi yang lebih dahsyat seperti Amerika Serikat (AS) dengan inflasi terbang ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Proyeksi arah bunga acuan bank-bank sentral utama dunia (Bloomberg Economics)

Imbasnya, otoritas moneter pun berjuang mengendalikan inflasi dengan menaikkan bunga acuan. Kenaikan bunga Federal Reserve, bank sentral AS, selama setahun belakangan menjadi yang paling agresif selama empat dekade. Menyusul bunga acuan tinggi di negara dengan ukuran ekonomi terbesar, dampaknya pun menyebar di hampir semua negara yang juga menghadapi tekanan inflasi tinggi dan kebutuhan menjaga real interest rate.

Indonesia termasuk yang tidak kalis dari tren itu. Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan BI7DRR hingga 225 bps sejak Agustus 2022 silam. Syukurlah, upaya penjinakkan inflasi itu mulai membuahkan hasil dengan semakin landainya inflasi. Per Maret lalu inflasi domestik sebesar 4,97% dan inflasi inti 2,94%.

BI pun dengan gamblang menegaskan, kenaikan bunga sudah tidak diperlukan lagi. Bahkan, ruang pengguntingan bunga pun dinilai cukup terbuka dengan penguatan rupiah yang cukup stabil.

Bunga deposito bank besar naik

Pernyataan gamblang BI sedikit banyak menurunkan ekspektasi terhadap berlanjutnya tren bunga tinggi di dalam negeri. Namun, perlu dicatat bahwa dampak kenaikan 225 bps BI7DRR sejatinya baru terefleksikan belakangan ini. Mengutip publikasi di bank-bank besar, terlihat ada tren kenaikan bunga deposito di beberapa bank utama.

Bank BCA misalnya, telah menaikkan bunga deposito menjadi 4% untuk simpanan bertenor 3 bulan mulai awal Maret lalu, naik dari tawaran semula 3,66%. Adapun untuk deposito tenor 1 bulan (3,66%), 6 bulan (2,5%) dan 12 bulan (2%).

Tingkat bunga simpanan berjangka Bank CIMB Niaga juga cukup tinggi, mencapai 4,5% hingga 5% untuk penempatan di atas Rp 100 juta tergantung tenor. Bila di bawah Rp 100 juta, bunga diberikan antara 3,5%-3,75% tergantung tenor simpanan. 

Tawaran bunga deposito BCA dan CIMB Niaga jauh meninggalkan bank besar lain, Bank Mandiri (maksimal 2,46%), BRI (2,25%), Bank Permata (2,25%). 

Bunga deposito bank umum mulai bergerak naik pasca kenaikan BI7DRR (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Melihat keseluruhan industri, berdasarkan data Statistik Perbankan yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bunga deposito di bank umum memang memperlihatkan tren kenaikan sejak akhir tahun lalu. Pada Desember 2021, rata-rata bunga deposito tenor 1 bulan di bank umum adalah 2,92%. 

Namun, setelah Bank Indonesia mengerek bunga acuan BI7DRR pada Agustus 2022 lalu, bunga deposito bank mulai bergerak naik pada September 2022 rata-rata 2,97% lalu pada Desember 2022 beranjak ke kisaran 3,95%. Terakhir, pada Januari 2023, rata-rata bunga deposito bank umum sudah di kisaran 4%.

Walau memang bila dibandingkan pada 2018-2019, tingkat bunga deposito bank saat ini masih lebih rendah. Sebelum pandemi, rata-rata bank umum memberikan bunga deposito 6,02% pada 2019 dan 6,92% pada 2018 untuk penempatan 1 bulan.

- update di paragraf enam tentang tawaran deposito BNC melalui aplikasi mobile banking

(rui/wep)

No more pages