Logo Bloomberg Technoz

Perang Bunga Deposito Bank Digital Mereda, Bank Besar Baru Mulai

Ruisa Khoiriyah
12 April 2023 10:06

Logo Bank Jago (Dok: Bank Jago)
Logo Bank Jago (Dok: Bank Jago)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perang bunga deposito bank digital tampaknya telah berakhir. Setelah bertarung memperebutkan dana masyarakat dengan imbalan tinggi melampaui bunga penjaminan, satu per satu bank digital lempar handuk. Kerugian yang ditanggung sejurus dengan besarnya biaya dana (cost of fund) imbas dari tawaran bunga deposito yang tinggi, agaknya menghentikan pertarungan itu.

Salah satu “peserta” perang bunga deposito yaitu Bank Neo Commerce (BNC) yang sahamnya tercatat di bursa dengan ticker BBYB, mencetak kerugian bersih hingga Rp 789,06 miliar sepanjang 2022. Salah satu kontribusi kerugian ditengarai bersumber dari lonjakan beban bunga yang ditanggung oleh bank yang disokong oleh Alibaba Group itu. Tahun lalu, beban bunga BNC menjadi Rp 713,15 miliar, naik 103,43% dibanding 2021. 

Bank Neo Commerce bukan satu-satunya bank digital yang menanggung kerugian karena terlibat perang bunga deposito. Seabank Indonesia, bank milik Sea Group, induk perusahaan e-commerce Shopee, bahkan mencetak kerugian hingga Rp 1,13 triliun pada 31 Desember 2022. Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, nilai kerugian itu membengkak 28% dibanding 2021. 

Kerugian yang makin menggunung itu tidak bisa dilepaskan dari beban bunga yang semakin luar biasa tinggi. Pada Desember 2022, beban bunga Seabank mencapai Rp 1,01 triliun. Padahal setahun sebelumnya beban bunga baru sebesar Rp 197 miliar.

Kini dengan kerugian yang semakin besar, perubahan strategi pun ditempuh oleh bank-bank digital itu. Gelanggang perang bunga deposito ditinggalkan. BNC yang semula getol menawarkan bunga deposito hingga 8% per tahun, melampaui imbal hasil obligasi negara ritel, kini menurunkan tawaran bunganya.

Perang bunga deposito bank digital mulai mereda (Divisi Riset Bloomberg Technoz)