Logo Bloomberg Technoz

Pada perdagangan regional Asia, bursa saham diproyeksikan akan bergerak bervariasi, berdasarkan data sementara ini indeks Nikkei 225 +1,17% dan indeks Straits Times Singapore -0,12%. Pekan ini, ada sejumlah agenda dan rilis data yang sangat menarik menjadi perhatian. Di Asia, Kongres Rakyat Nasional di Beijing perlu dipantau untuk mengetahui pengumuman rencana kebijakan di China pada 2023.

Pasar China tengah optimis seiring pandangan pengamat bahwa pemulihan ekonomi China terjadi lebih cepat. Data juga mencatat foreign direct investment naik 14,5% pada awal tahun. Perdana Menteri China Li Keqiang mengumumkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, yang berada di bawah ekspektasi pasar. 

Pada Selasa, Bank Sentral Australia (RBA) akan mengumumkan suku bunga acuan. Pada Jumat, Bank Sentral Jepang (BoJ) juga akan mengumumkan suku bunga acuan.

Bursa AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu positif. Dow Jones Index naik 1,1%, sementara S&P 500 juga meningkat 1,6%. Nasdaq Composite naik 2%. ISM Service Index tengah mencapai teritori ekspansi dengan posisi terakhir di 55,1.

Imbal hasil US treasury 10 tahunan turun 10 bps. Pun demikian dengan US treasury tenor 2 tahunan yang mencatat penurunan 2 bps. Ada sinyal The Fed akan menahan kenaikan suku bunga pada level 25 bps, yang membawa angin segar di pasar saham. Pelaku pasar perlu mencermati rilis data ketenagakerjaan AS untuk mencari petunjuk arah suku bunga ke depan.

Dilaporkan juga emas berjangka sukses mencatat kenaikan harga sebesar 0,5%. Hal ini seiring melemahnya nilai tukar dolar AS 0,5%. Harga minyak WTI dan Brent naik, efek optimisme pemulihan ekonomi China. Terjadi kenaikan harga minyak sekitar 2% pada transaksi Jumat lalu di posisi US$ 79.74/barrel. Isu Uni Emirat Arab akan keluar dari keanggotaan OPEC yang mereda juga menjadi katalis positif.

(fad/wep)

No more pages