Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terpeleset 6,91% dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga terjebak di zona merah dengan penurunan 6,9%. Serta saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) drop 6,05%.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham–saham unggulan juga ikut melemah hingga menyeret IHSG di zona merah antara lain, saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terjatuh 3,99%, saham PT Amman Mineral Internasional (AMMN) ambles 3,55%, dan saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juta drop 3,33%.

Menyusul amblesnya harga saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang terjungkal 2,51%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terdepresiasi 2,4% dan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) melemah 2,36%.

Mencermati perdagangan saham regional, kinerja Bursa Asia hari ini juga bervariasi. Indeks TOPIX Jepang melejit 0,47%, NIKKEI 225 menguat 0,27%, Shenzhen Comp. China terapresiasi 0,15%, ASX 200 Australia hijau 0,1%, sedang, SENSEX 30 India ambles 0,68%, FTSE Straits Times Singapore drop 0,39%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,13%, dan KOSPI Korea merah 0,03%.

Mengutip riset Phintraco Sekuritas, profit taking pada beberapa saham komoditas berbasis komoditas logam dan batu bara serta berlanjutnya pelemahan rupiah menjadi sentimen negatif, jadi penyebab pelemahan IHSG dan sejumlah saham.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk death cross di area overbought dan histogram positif MACD mulai melemah disertai dengan volume jual yang lebih dominan. 

“IHSG juga menembus level di bawah MA–5 di sekitar 8.074. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menguji level support di 7.980-8.000,” sebut Phintraco.

Investor melakukan aksi profit taking setelah kemarin IHSG berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 8.169 yang ditopang oleh saham konglomerasi, mengutip riset Panin Sekuritas.

Di sisi lain, investor di bursa saham Asia juga terpengaruhi pada pernyataan Gubernur The Fed yang mengatakan valuasi harga saham cenderung sudah tinggi, terutama untuk saham teknologi. Hal ini membuat aksi jual saham teknologi di berbagai indeks di Asia.

“Katalis di Asia cukup minim, sehingga investor akan mengalihkan fokus pada rilis data tenaga kerja di AS yang akan rilis pada malam nanti,” sebut Panin.

(fad/aji)

No more pages