Logo Bloomberg Technoz

Surplus Beras, Tapi Tetap Waspada Ketersediaan Akhir Tahun

Mis Fransiska Dewi
19 September 2025 13:20

Calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, Rabu (14/8/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, Rabu (14/8/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengingatkan seluruh pemangku kepentingan pangan untuk lebih waspada dalam menghadapi dinamika ketersediaan dan harga pangan pokok, khususnya beras, terutama menjelang akhir 2025 hingga awal 2026. 

"Kita semua perlu melihat pentingnya pengelolaan stok pangan dan memperhatikan tren produksi, karena pada periode November dan Desember 2025, lalu Januari 2026, produksi padi bulanan secara historis berada di bawah tingkat konsumsi bulanan," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam siaran pers, Jumat (19/9/2025). 

Arief memaparkan, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras nasional sepanjang Januari hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Ini meningkat sekitar 3,37 juta ton atau 12,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 


Kemudian jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi beras selama Januari-Oktober 2025 yang mencapai 25,83 juta ton, neraca produksi-konsumsi pada periode tersebut dapat surplus sekitar 5,2 juta ton. Surplus produksi dan konsumsi ini meningkat 3,32 juta ton dibanding tahun lalu pada periode yang sama. 

"Ini tentu capaian positif yang harus kita syukuri. Namun kita juga tidak boleh lengah, sebab memasuki November 2025 hingga Januari 2026, produksi beras biasanya mengalami penurunan. Sementara rata-rata konsumsi bulanan mencapai 2,5 juta ton. Di titik inilah kita harus hati-hati menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasar,” ujar Arief.