Logo Bloomberg Technoz

Pengamat: Kereta Cepat Perlu Evaluasi Pembiayaan dan Tata Ruang

Lisa Listiani
27 May 2025 12:20

Kereta cepat KCIC, Jakarta-Bandung (KCJB) terparkir di stasiun Tegalluar, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Kereta cepat KCIC, Jakarta-Bandung (KCJB) terparkir di stasiun Tegalluar, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Wacana untuk dilanjutkannya kereta cepat dari Bandung ke Surabaya terus bergulir usai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa saat ini proyek tersebut sudah ada di dalam tahapan studi.

“Studi, studi [kereta cepat] Bandung—Surabaya. Studi dahulu, studi,” ujarnya ditemui di sela  kegiatan Indonesia-China Business Reception 2025 di Ballroom Hotel Shangri-La, Sabtu (24/5/2025) lalu.

Meski begitu, Airlangga belum bisa memastikan apakah format transportasi tersebut akan mengambil format pendahulunya yakni kereta cepat, ataukah diganti dengan opsi kereta semi cepat.


Pengamat infrastruktur dan tata kota, Yayat Supriatna menyebut bahwa meski kereta cepat memang diperlukan apabila dilihat dari sisi keberlanjutan, namun pemerintah juga musti menyadari mengenai beban pembiayaan dari transportasi mahal ini.

“Tapi yang paling penting dari semua proses itu adalah aspek pembiayaannya. Apakah menggunakan APBN nggak? Dulu kan janji non-APBN. Ternyata memang tidak sesuai dengan ekspetasi yang diharapkan.” kata Yayat kepada Bloomberg Technoz, Senin (26/5/2025)