Namun, di sisi lain, Shinta menyebut pemangkasan tarif China tersebut juga dapat memperkuat kembali posisi kompetitif produk asal China di pasar AS dan global, termasuk di kawasan yang juga menjadi pasar utama ekspor Indonesia.
“Hal ini berpotensi meningkatkan tekanan kompetisi terhadap daya saing produk nasional, khususnya yang berada dalam segmen yang sama.” tambah Shinta.
Shinta menyarankan, dalam konteks perang tarif perdagangan global ini, Indonesia perlu segera mengambil sejumlah langkah strategis dengan berbagai cara.
Pertama, mempercepat diversifikasi pasar dan produk ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar tertentu. Kedua, mendorong percepatan reformasi struktural di sektor industri guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional.
Ketiga, memperkuat diplomasi dagang, termasuk dengan mengoptimalkan berbagai skema perjanjian perdagangan yang sudah ada maupun yang tengah dinegosiasikan.
Adapun terkait perkembangan negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat, Apindo mengatakan bahwa mereka memahami apabila proses perundingan merupakan kesepakatan antar pemerintah (G2G) dan sedang terus berjalan intensif sesuai dengan kerangka waktu yang disepakati oleh kedua negara.
“Oleh karena itu, kami menghormati bahwa strategi negosiasi dan keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Dunia usaha telah menjalankan peran kami dengan mengidentifikasi peluang-peluang konkret dan menyampaikan masukan sesuai kondisi di lapangan.” kata Shinta.
Ia mengatakan bahwa dari sisi dunia usaha, saat ini mereka tengah menunggu hingga pernyataan resmi terkait update perkembangan negosiasi dapat disampaikan langsung oleh pemerintah.
Terlebih, saat ini yang menjadi fokus utama dari pengusaha Indonesia saat ini adalah pembenahan struktural di dalam negeri, terutama deregulasi yang memang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam berusaha.
“Ini bukan hanya menjadi perhatian dari AS atau mitra dagang lainnya, tapi memang pain point [kesulitan] yang dirasakan oleh pelaku usaha kita sendiri. Karena itu kami terus mendorong percepatan agenda deregulasi dan debirokratisasi, serta berharap agar pembentukan Satgas Deregulasi yang pernah dibahas bisa segera bekerja dan melibatkan kalangan dunia usaha secara aktif.” tutup Shinta.
(ell)