"Jika rupiah melemah, beban utang dalam dolar semakin besar, yang dapat menekan profitabilitas perusahaan dan mengurangi investasi. Tapi, ULN pemerintah juga cukup membebani anggaran negara, terutama jika tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan negara dari pajak atau ekspor," tambahnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mengatakan Utang Luar Negeri (ULN) pada Februari 2025 menurun. Di Februari posisi ULN Indonesia tercatat sebesar US$427,2 miliar. Angka itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Januari 2025 sebesar US$427,9 miliar.
Diketahui, posisi ULN swasta pada Februari 2025 tercatat stabil pada kisaran US$194,8 miliar. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6% yoy lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3% yoy.
Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber baik dari lembaga keuangan (financial corporations) maupun perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing terkontraksi sebesar 2,2% (yoy) dan 1,5% yoy.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin.
Kemudian, pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 79,6% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5% terhadap total ULN swasta.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengatakan, struktur ULN Indonesia tetap sehat dengan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
"Terlihat dari penurunan rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 30,2% pada Februari 2025, dari 30,3% pada Januari 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 84,7% dari total ULN," kata Ramdan dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).
Kata Ramdan, BI dan pemerintah melakukan serta memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Selain itu, peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," sebutnya.
(lav)































