Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: Situasi Utang RI terhadap Penerimaan Negara Tampak Serius

Merinda Faradianti
17 April 2025 16:50

Ilustrasi Artikel 5 Tantangan Ekonomi di 2025, Ketergantungan pada Utang Global (Envato)
Ilustrasi Artikel 5 Tantangan Ekonomi di 2025, Ketergantungan pada Utang Global (Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sekilas masih berada dalam batas aman. Namun, jika dilihat rasio pembayaran cicilan utang terhadap penerimaan negara, dan penerimaan ekspor, maka situasinya tampak lebih serius.

"Debt to Service Ratio (DSR) Indonesia pada kuartal IV 2024 sudah sekitar 40%. Jauh di atas standar dunia yang sekitar 30%. Lalu, rasio beban cicilan utang 2024 terhadap pendapatan negara, hingga 2024 mencapai 17%. Negara-negara lain biasanya di bawah 10%," kata Pengamat Ekonomi SigmaPHI Indonesia Hardy R Hermawan kepada Bloomberg Technoz, Kamis (17/4/2025).

Menurut dia, dampak utang pada sektor swasta dan BUMN juga perlu diperhatikan. Khususnya jika terjadi pelemahan rupiah. Lalu, pertumbuhan utang yang cepat juga dapat mengurangi kapasitas anggaran pemerintah untuk belanja sosial dan infrastruktur.

"Karena sebagian besar anggaran harus di alokasikan untuk pembayaran utang. Ketergantungan pada utang luar negeri juga membuat Indonesia rentan terhadap gejolak eksternal," sebutnya.

Kemudian, ULN sektor swasta juga tak kalah mencemaskan dibandingkan utang pemerintah. Dirinya menyebut, banyak perusahaan Indonesia berutang dalam dolar AS, tetapi pendapatannya dalam rupiah, sehingga menciptakan risiko ketidaksinkronan valuta asing atau currency mismatch.