Logo Bloomberg Technoz

Menkes Ungkap Produsen Farmasi Nakal Sebabkan Harga Obat Mahal

Krizia Putri Kinanti
16 May 2023 12:40

Menkes Budi Gunadi di Peresmian Laboratorium Genomik dan Penandatangan MoU Bumame dan Kementerian Kesehatan. (Dok. Bumame)
Menkes Budi Gunadi di Peresmian Laboratorium Genomik dan Penandatangan MoU Bumame dan Kementerian Kesehatan. (Dok. Bumame)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa industri obat berbasis kimia di Indonesia masih jauh ketinggalan. Hal ini yang membuat Indonesia masih kurang kuat dalam hal ketahanan kesehatan.

Budi mengatakan, Indonesia memiliki 270 juta orang penduduk dan industri kesehatan yang belum kuat harus diperbaiki. Apabila masyarakat ingin mendapatkan layanan kesehatan maka harus ada perbaikan. Terbukti pada saat pandemi, untuk mendapatkan obat antivirus saja Indonesia harus banyak mengimpor. Hal tersebut bisa dihindari apabila Indonesia punya industri farmasi yang baik. 

 “Jadi saya minta yuk kita bangun ekosistemnya, kita lihat masalahnya di mana agar industri obat ini bisa bangun di Indonesia dari hulu ke hilir untuk ketahanan kesehatan kita. Pandemi ada siklusnya kok kalau kita tidak memiliki ketahanan dari sisi obat, one day itu (pandemi) terjadi, 270 juta masyarakat Indonesia akan terekspos dan apa kita mau mengulangi kesalahannya terus,” kata Budi Gunadi Sadikin do acara Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri, Selasa (16/5/2023).

Dia menambahkan bahwa selain masih lemah dari sisi industri juga masih banyak kenakalan yang terjadi pada permainan kenaikan harga obat.

"Saya memahami sebagai bankir bahwa teman-teman industri pasti mau dagang, dagang ajalah pak udah pasti margin-nya sekian kita bagi-bagi ke A-B-C, orang pemerintah suka sekalian dimasukin, nakalnya industri kan di situ. Udah jadi kita kasih margin 150%,” tuturnya.