Logo Bloomberg Technoz

Pietro Beccari, CEO Louis Vuitton sempat memuji Korea Selatan sebagai "pusat budaya yang terus menarik perhatian global", dalam sebuah pernyataan jelang pertunjukan itu.

Pietro Beccari (Jean Chung/Bloomberg)

Edouard Aubin, seorang analis di Morgan Stanley, dalam sebuah wawancara sebelum acara tersebut mengatakan merek-merek mewah seperti Louis Vuitton menganggap masyarakat Korea Selatan sebagai kelompok pelanggan yang penting.

Pendorongnya menurut Aubin ialah tingkat kemakmuran yang meningkat, dan antusiasme warganya terhadap simbol kecantikan dan status sosial. Christian Dior,  merek lainnya di bawah LVMH, juga mengadakan pertunjukan di Seoul tahun lalu.

Anggota grup K-pop Le Sserafim di fashion show LV. (Jean Chung/Bloomberg)

Morgan Stanley memperkirakan warga Korea Selatan adalah pembelanja per kapita terbesar untuk barang-barang mewah, yang jumlahnya mencapai sebesar US$325 (Rp 4.768.903) setahun, dibandingkan dengan U$55 dari konsumen China. Secara keseluruhan, mereka mewakili sekitar 6% dari pengeluaran global untuk barang-barang mewah pribadi, menurut perkiraan Aubin. 

Penjualan LV di Korsel pasca pandemi (Sumber: Bloomberg)

Louis Vuitton mencapai tonggak pendapatan 20 miliar euro (Rp 326,5 triliun) pada tahun 2022. Merek tersebut telah didukung oleh figur dunia seperti pemain sepak bola Lionel Messi dan aktris Hollywood Zendaya.

Pada Februari, Lous Vuitton menunjuk Pharrell Williams sebagai desainer busana pria mereka, menggantikan mendiang Virgil Abloh yang legendaris. Musisi yang menjadi pengusaha ini akan meluncurkan koleksi pertamanya pada Juni.

Penjualan Louis Vuitton tahun lalu di Korea Selatan mencapai 1,69 triliun won (Rp 18,5 triliun), naik 15% dari tahun 2021. Angka itu lebih tinggi dari 1,59 triliun won untuk Chanel dan 650 miliar won untuk Hermes International.

(bbn)

No more pages