Logo Bloomberg Technoz

Dikabarkan Kena Retas, KAI Diminta Hapus Kebijakan Pemindai Wajah

Dinda Decembria
19 January 2024 21:00

Ilustrasi Hacker (Dennis A. Pratama/Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Hacker (Dennis A. Pratama/Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), Direktur Eksekutif ELSAM, Wahyudi Djafar menilai, PT Kereta Api Indonesia (KAI) lebih baik menghapuskan kebijakan facial recognition atau pemindaian wajah untuk proses masuk peron. Hal ini disampaikan berkaitan dengan kabar peretasan hacker terhadap server dan data perusahaan pelat merah tersebut.

"Tujuan hanya untuk verifikasi untuk masuk ke peron harus menggunakan data sensitif yang memiliki risiko besar," kata Wahyudi, di Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2023)

Dia menilai teknologi face recognition yang dipunya PT KAI belum memiliki privasi policy. "Mereka juga secara khusus belum menyediakan privasi policy terkait dengan menggunakan teknologi face recognition, kalau pun ada di KAI akses itu paling sifatnya umum, untuk privasi policy-nya," ujar dia.

Berkaitan dengan isu peretasan, PT KAI pun dinilai seharusnya bisa melakukan investigasi internal bersama BSNN dan Kominfo. Menurut Elsam, BUMN tersebut setidaknya bisa membuktikan data yang diungkap hacker di deep web sama atau berbeda.

“Bagaimana KAI bisa menginformasikan kepada penggunanya, melakukan langkah-langkah mitigasi pengamanan, perubahan password dan sebagainya dan kira-kira langkah apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir apa yang terjadi," kata dia.

Klaim peretasan data penumpang KAI oleh hacker. (Dok: Tangkapan Layar/istimewa)