Logo Bloomberg Technoz

Lonjakan Harga Pupuk Hantui Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit

Rezha Hadyan
08 February 2023 09:50

Traktor memindahkan hasil panen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Traktor memindahkan hasil panen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Produksi kelapa sawit nasional 2023 diproyeksi tidak akan mengalami peningkatan signifikan lantaran lonjakan harga pupuk. Menurut Plt. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Sahat Sinaga, produktivitas perkebunan kelapa sawit di Tanah Air akan menurun apabila persoalan harga pupuk tak segera diatasi.

Sahat mengatakan, petani akan mengurangi penggunaan atau bahkan tidak menggunakan pupuk lantaran harganya tak terjangkau. "[Peningkatan produksi] tidak terlalu besar. Tetapi ini karena apa? Karena pupuk juga makin mahal. Indonesia harus segera mengambil langkah supaya produktivitas kita tidak turun," katanya ketika ditemui oleh awak media di Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2023).

Sahat menjelaskan produksi kelapa sawit Indonesia pada 2023 diproyeksi sebesar 52,5 juta ton. Naik tipis 2,47% dibandingkan dengan produksi 2022 sebesar 51,2 juta ton.

Dari proyeksi sebesar 52,5 juta ton, sebanyak 46,8 juta ton merupakan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Sementara itu, sisanya sebanyak 4,4 juta ton merupakan minyak inti sawit kasar (crude palm kernel oil/CPKO).

Sahat juga memaparkan proyeksi konsumsi nasional produk turunan dari kelapa sawit. Konsumsi dalam negeri diproyeksi meningkat signifikan seiring dengan implementasi Biodiesel B35 yang dimulai pada Februari 2023.