Logo Bloomberg Technoz

Indonesia Jaga Disiplin Inflasi dan Momentum Pertumbuhan

Redaksi
03 November 2025 14:28

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Bloomberg Technoz /Diolah)
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Bloomberg Technoz /Diolah)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia kembali menjadi sorotan positif di kawasan Asia berkat performa makroekonomi yang stabil dan kebijakan fiskal yang matang. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi harga konsumen utama sebesar 2,86% secara tahunan (YoY) dan 2,10% secara tahun kalender (YtD). Angka ini memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menjaga kestabilan harga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Menurut Shan Saeed, Chief Economist Juwai IQI Global, capaian tersebut merupakan bukti disiplin kebijakan ekonomi nasional. “Moderasi ini yang berada dalam kisaran 2%–3% mencerminkan ketepatan kebijakan moneter Bank Indonesia dan efektivitas pengelolaan fiskal yang terukur,” ujarnya.

Shan Saeed, Chief Economist Juwai IQI Global (Dok. Ist)

Selain inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah juga relatif stabil sepanjang 2025. Kondisi ini memperkuat kepercayaan publik terhadap ortodoksi moneter Indonesia dan menegaskan ketahanan eksternal ekonomi nasional. Apresiasi pun layak diberikan kepada Bank Indonesia atas keberhasilannya menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan dorongan pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan berada di kisaran 5,0% hingga 5,8% menjadi sinyal kuat bahwa negara ini masih termasuk dalam jajaran ekonomi berkembang paling tangguh di Asia. Kombinasi antara inflasi yang rendah dan pertumbuhan yang solid disebut Shan Saeed sebagai “cawan suci” dalam manajemen makroekonomi modern.

“Koeksistensi antara inflasi rendah dan pertumbuhan yang kuat menjadi cawan suci dalam manajemen makroekonomi, melindungi daya beli masyarakat sekaligus mendorong pembentukan modal produktif,” ungkapnya.

Konsistensi kebijakan antara pemerintah dan otoritas moneter telah menghasilkan sinergi yang memperkuat fondasi ekonomi nasional. Sinkronisasi ini terus memberikan hasil nyata berupa kepercayaan investor yang meningkat, keberlanjutan pertumbuhan, dan stabilitas sosial yang terjaga.

Pasar Modal Mengonfirmasi Kepercayaan Investor

Kinerja pasar modal Indonesia juga memperlihatkan tren positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik sekitar 7,5% secara tahunan, dan 2,9% dalam sebulan terakhir hingga mencapai kisaran 8.272 poin. Meski mengalami reli, valuasi pasar masih dalam batas wajar dengan rasio P/E di kisaran 13,1 yang selaras dengan rata-rata historis 11,7 hingga 14,7.

Sentimen positif ini menjadi cerminan kepercayaan investor terhadap stabilitas makro Indonesia. “Narasi pasar saham tetap konstruktif, sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Saeed. Menurutnya, kredibilitas makro Indonesia adalah fondasi penting yang menopang optimisme pasar modal dan kinerja korporasi domestik.

Arus FDI Jadi Bukti Kepercayaan Global

Selain pasar saham, arus investasi asing langsung (FDI) juga mencerminkan kuatnya daya tarik ekonomi Indonesia. Pada tahun 2024, FDI mencatatkan arus masuk bersih sekitar US$24,1 miliar. Angka ini menjadikan FDI sebagai salah satu pilar penting dalam pembentukan modal dan transformasi struktural ekonomi nasional.

Sektor penerima investasi asing juga menunjukkan diversifikasi yang sehat. Industri logam dan mesin menyerap sekitar 23,4%, disusul sektor telekomunikasi dan transportasi sebesar 11,2%, kimia dan farmasi 9,6%, serta pertambangan 9,4%. Struktur ini memperlihatkan bagaimana Indonesia menempati posisi strategis dalam rantai nilai global.

Saeed menilai bahwa momentum tersebut memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas. “Momentum ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai magnet bagi modal berkualitas, didukung oleh arsitektur kebijakan reformis dan kedalaman institusional,” tuturnya.

Kredibilitas Kebijakan dan Daya Saing Investor

Keberhasilan menjaga inflasi tetap rendah, pertumbuhan ekonomi yang solid, reli saham yang stabil, serta arus FDI yang meningkat menunjukkan kedaulatan makro Indonesia. Ekspektasi inflasi yang terkendali memberikan ruang bagi kebijakan moneter untuk ekspansi yang terarah tanpa menimbulkan risiko terhadap stabilitas pasar keuangan.

Investor global pun terus menaruh minat terhadap Indonesia, didorong oleh kejelasan arah kebijakan, bonus demografi yang potensial, dan komitmen kuat terhadap transisi energi. Pemerintah menunjukkan komitmen jangka panjang untuk menjaga stabilitas makro yang menjadi faktor utama dalam memperkuat kredibilitas Indonesia sebagai destinasi investasi yang terpercaya.

Melihat tren ekonomi terkini, Indonesia menunjukkan postur yang penuh kepercayaan diri namun tetap realistis. Kombinasi reformasi institusional, peningkatan investasi, dan tata kelola yang prudent menjadikan ekonomi nasional lebih tahan terhadap guncangan global.

Dengan inflasi yang diperkirakan menurun menuju ambang 2% dan pertumbuhan PDB di sekitar 5,8%, Indonesia kini berdiri sebagai teladan ketahanan makro di kawasan ASEAN. Dalam pandangan Shan Saeed, “Indonesia adalah tangan yang stabil di tengah turbulensi global, sekaligus simbol kemakmuran yang disiplin.”

Makna dari pernyataan tersebut menggambarkan arah yang jelas: ekonomi Indonesia bergerak maju dengan fondasi kuat, keyakinan pasar yang solid, serta kebijakan yang berpihak pada keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.