
Bloomberg Technoz, Jakarta - Program Paid Internship atau Magang Bergaji setara upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang baru diluncurkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai bukan sekadar eksperimen pasar tenaga kerja. Menurut para ekonom global, kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk menata ulang daya saing nasional di tengah era automasi, fragmentasi geopolitik, dan perbedaan demografis.
Chief economist di Juwai IQI Global, Shan Saeed, menegaskan bahwa negara-negara yang mampu menjembatani kesenjangan antara dunia kampus dan dunia kerja akan menjadi penguasa dekade mendatang. Ia menyebut kebijakan Indonesia menunjukkan arah visi jangka panjang yang lebih penting daripada sekadar keberuntungan ekonomi.
“Negara-negara yang mampu menjembatani kesenjangan antara dunia kampus dan dunia kerja akan menjadi penguasa dekade mendatang. Indonesia dengan kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto ini menunjukkan bahwa pandangan jauh ke depan jauh lebih penting daripada keberuntungan semata,” ujar Saeed.
Menurutnya, program ini hadir ketika ekonomi global tengah menghadapi apa yang disebut sebagai paradoks pengangguran terdidik—fenomena meningkatnya pengangguran sarjana di tengah lonjakan permintaan talenta digital. Dengan mengintegrasikan sistem magang bergaji dan terstruktur ke dalam arsitektur tenaga kerja, Indonesia berupaya mengubah potensi beban menjadi dividen demografis.
“Ini Bukan Ekonomi Kesejahteraan—Ini Ekonomi Strategis”
































