Logo Bloomberg Technoz

Di samping itu, saham–saham yang menguat dan menjadi top gainers diantaranya saham PT Indo Oil PerkasaTbk (OILS) yang melesat 34,9%, saham PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) melonjak 34,7%, dan saham PT Lenox Pasifik Investama Tbk (LPPS) melejit 29,6%.

Saham–saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya saham PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) yang ambles 12,6%, saham PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yang jatuh 12,5%, dan saham PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) yang ambruk 10,4%.

Bursa Asia lainnya turut menguat, senada dengan IHSG. Index KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), Shenzhen Comp. (China), CSI 300 (China), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), SENSEX (India), SETI (Thailand), Straits Time (Singapura), dan Shanghai Comp. (China), dan yang berhasil menguat masing–masing 1,48%, 1,34%, 0,83%, 0,74%, 0,49%, 0,37%, 0,3%, 0,25%, dan 0,21%.

Alhasil, IHSG adalah Bursa Saham dengan penguatan terbaik kelima di Asia.

Dari dalam negeri, apresiasi rupiah menjadi sentimen positif bagi IHSG. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus–menerus menguat dan solid di hadapan dolar AS. Pada perdagangan siang hari pukul 12:40 WIB di pasar spot, US$1 setara dengan Rp16.680. Rupiah menguat 0,36% point–to–point.

Rupiah Menguat pada Senin 29 September (Bloomberg)

Sejak pagi tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka langsung menguat dan stabil di tren positif dalam pembukaan perdagangan pasar spot, Senin hingga sempat sentuh terkuat di level Rp16.645/US$, sampai–sampai mencapai level terkuat dalam tiga minggu perdagangan.

Investor juga ramai memburu surat utang berimbal hasil tinggi seperti Surat Utang Negara (SUN) yang sampai dengan siang hari ini, terpantau membukukan reli harga.

Harapan yang menguat akan penurunan bunga The Fed juga memperkuat hasrat akan berlanjutnya siklus pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia di sisa tahun demi mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Siklus penurunan suku bunga pun sepertinya sudah hampir pasti terjadi tahun ini.

Efeknya, saat rupiah menguat, beban utang luar negeri masing–masing emiten perusahaan akan terpangkas. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah.

Pada nantinya, berpotensi membuat bertambahnya nilai laba bersih perusahaan. Ketika laba emiten mencatat pertumbuhan, investor bisa berharap menikmati datangnya dividen yang memetik keuntungan dari saham.

(fad)

No more pages