Logo Bloomberg Technoz

Data ISM Non-Manufacturing Index pada Mei turun ke level terendah pada level 50,3 dari level sebelumnya 51,9 pada April, mengindikasikan bahwa sektor jasa AS hampir tidak tumbuh pada Mei karena pesanan baru melambat ke level terendah dalam tiga tahun.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data di atas merupakan sebuah sinyal bahwa pelemahan mulai muncul di industri konstruksi, pariwisata dan wilayah penting lain dalam perekonomian AS.

“Ini bertolak belakang dengan perilisan data Non-Farm Payrolls (NFP) bulan Mei akhir pekan lalu yang secara tak terduga memperlihatkan penambahan lapangan kerja yang jauh lebih besar dari ekspektasi pasar sehingga mendorong potensi resesi akibat kenaikan suku bunga secara agresif oleh Federal Reserve semakin jauh dari kenyataan,” jelasnya.

Kini para pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 79% bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan mereka 13-14 Juni mendatang.

Lebih lanjut, para pelaku pasar meramal 70% probabilitas suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) akan mencapai kisaran 5,25% - 5,50%.  Bahkan lebih tinggi lagi pada pertemuan kebijakan The Fed pada Juli. Dengan catatan, tingkat inflasi AS tetap berada di level tinggi.

“Pelaku pasar juga menilai kecil kemungkinan penurunan suku bunga acuan FFR terjadi di akhir tahun ini,” pungkas Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, IHSG ditutup terkoreksi kemarin, dan masih didominasi oleh volume penjualan. Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave [iii] dari wave C, sehingga koreksi IHSG akan cenderung terbatas untuk menguji ke rentang area 6.587 - 6.610.

“Selama masih berada di atas 6.562 sebagai supportnya, maka IHSG berpeluang berbalik menguat ke 6.687 - 6.764 terlebih dahulu,” papar Herditya dalam riset yang diterbitkan pada Rabu (7/6/2023).

Herditya juga memberikan catatan, apabila break support 6.562 maka IHSG rawan menuju ke 6.509 - 6.530.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ARTO, ITMG, MEDC, dan TLKM.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, Bank Dunia dalam laporan terbarunya masih meramalkan bahwa pelemahan ekonomi global akan terjadi pada tahun ini.

"Negara berkembang diperkirakan terdampak," tulisnya dalam catatan market update pagi hari.

Adapun pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah dengan penurunan 0,22%, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp216 miliar di reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.650 - 6.700 dan support 6.600 - 6.580 Dengan saham rekomendasinya ialah BMRI, DMAS, ICBP, INCO, ASII, dan BRIS.

(fad/wep)

No more pages