Logo Bloomberg Technoz

Prediksi Rupiah Pasca BI Rate Digunting dan Dolar Tak Tentu Arah

Tim Riset Bloomberg Technoz
17 July 2025 08:01

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan menghadapi tekanan lanjutan di tengah ketidakjelasan arah pergerakan dolar Amerika di pasar global, ketika sentimen di pasar masih belum mendukung mata uang emerging market untuk lebih perkasa.

Indeks dolar AS alias DXY yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia, sebenarnya ditutup melemah pada penutupan bursa New York, Rabu kemarin. Penurunannya mencapai 0,23% di level 98,39. Pagi ini, gerak DXY tak jauh dari kisaran tersebut, dengan penguatan tipis 0,1% di 98,49.

Ketika DXY melemah, rupiah NonDeliverable Forward (NDF) di pasar offshore malah ditutup melemah juga sebesar 0,13% di level Rp16.310/US$. Pagi ini pelemahan rupiah forward di bursa Singapura berlanjut di kisaran Rp16.325/US$ pada pukul 08.00 WIB.

Level tersebut masih jauh dengan posisi penutupan rupiah di pasar spot kemarin usai keputusan penurunan BI rate oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, yaitu di level Rp16.278/US$.

Sinyal di pasar mancanegara menunjukkan, rupiah spot kemungkinan cenderung melemah hari ini mengekor pergerakan di offshore market.