Logo Bloomberg Technoz

“Dia tidak mau lewat ESDM kan. Mungkin kalau ESDM kan harus ada tambang. Nah itu yang membuat jadi masalah,” kata Ronald.

Adapun, Kementerian ESDM mencatat 10 smelter yang mengantongi izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP) yang belum rampung menyelesaikan proyek.

Smelter dengan IUP OP wajib melakukan investasi terintegrasi dari sisi hulu tambang sampai pabrik pemurnian dan smelter.

Di sisi lain, baru terdapat 2 perusahaan yang rampung menyelesaikan smelter di antaranya PT Well Harvest Winning Alumina dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Dia menuturkan 10 smelter yang didenda tersebut saat ini tengah bernegosiasi agar tetap bisa membangun smelter tanpa dikenakan denda. 

Ronald mengakui smelter yang dibangun dengan IUI lebih cepat rampung atau memiliki proses lebih singkat ketimbang IUP OP. 

“Justru lebih cepat yang dari Perindustrian. Itu masalahnya, jadi itu dramatis. Jadi sekarang yang standalone gitu ya,” tuturnya. 

Sekadar catatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan Indonesia saat ini memiliki 14 proyek smelter mineral terintegrasi dengan total nilai investasi US$8,69 miliar (sekitar Rp144,02 triliun), yang didominasi sektor bauksit.

Smelter bauksit terintegrasi sebanyak 6 proyek yang sedang berjalan dengan nilai investasi US$2,18 miliar.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno sebelumnya menyebut 7 smelter bauksit masih mangkrak, dengan progres pembangunan di bawah 60%.

Keenam fasilitas pemurnian terintegrasi itu antara lain: PT Dinamika Sejahtera Mandiri yang terletak di Sanggau, Kalimantan Barat; PT Laman Mining di Ketapang, Kalimantan Barat; dan PT Kalbar Bumi Perkasa yang berlokasi di Sanggau, Kalimantan Barat.

Peta ekspansi smelter aluminium di Indonesia. (Bloomberg)

Kemudian, ada pula PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah; PT Persada Pratama Cemerlang di Sangau, Kalimantan Barat; PT Quality Sukses Sejahtera di Pontianak, Kalimantan Barat; serta PT Sumber Bumi Marau di Ketapang, Kalimantan Barat.

“Kalbar Bumi Perkasa yang izinnya dicabut,” ungkapnya dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (30/4/2025).

Mengapa Taipan China Lirik Aluminium Indonesia

Berdasarkan laporan Bloomberg News sebelumnya, sejumlah konglomerat China disebut tengah mengakselerasi industri aluminium Indonesia melalui proyek miliaran dolar AS, menyaingi ekspansi besar-besaran yang sebelumnya terjadi di sektor nikel 1 dekade lalu.

Menghadapi pembatasan produksi di dalam negeri, sejumlah perusahaan seperti Tsingshan Holding Group milik taipan Xiang Guangda, China Hongqiao Group Ltd., dan Shandong Nanshan Aluminum milik Song Jianbo mulai mengalihkan fokus ke ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Mereka menggelontorkan dana besar untuk pembangunan smelter dan pabrik pemurnian baru. Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan kapasitas produksi aluminium Indonesia bisa melonjak hingga 5 kali lipat pada akhir dekade ini.

“Dalam 5 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi pusat gravitasi industri aluminium global,” kata Alan Clark, direktur di konsultan logam CM Group.

“Menarik sekali membandingkan apa yang terjadi di sektor nikel global dengan yang kini berlangsung di aluminium.”

(mfd/naw)

No more pages