Logo Bloomberg Technoz

“Dengan eskalasi yang memanas karena perang dan setiap saat bisa terjadi dan terjadi lagi, karena choke point Selat Hormuz, makanya opsi untuk impor minyak selain Timur Tengah perlu segera dicari. Tentu sepanjang spesifikasinya cocok dengan kilang KPI [Kilang Pertamina Internasional],” ujar Hadi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengumumkan Indonesia akan menghentikan impor BBM dari Singapura dan mengalihkannya ke negara lain seperti Amerika Serikat (AS) hingga Timur Tengah.

“Bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti. Jadi kita akan mengambil minyak dari negara lain, yang bukan dari negara itu [Singapura]. [Impor] salah satu negaranya AS,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, awal Mei.

Bahlil menyebut, dalam waktu enam bulan sejak pengumuman tersebut, impor dari Singapura akan dihentikan karena saat ini PT Pertamina tengah membangun dermaga agar dapat menampung kapal yang besar lagi.

"[Dalam] 6 bulan. Sekarang kan Pertamina lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa [memuat] kapal impor yang besar, karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil. Itu juga salah satu alasan," terang Bahlil.

"Jadi kita membangun yang besar, supaya satu kali angkut, enggak ada masalah. Maka, pelabuhan yang lebih besar dan kedalamannya harus dijaga."

Dia menyebutkan saat ini porsi impor dari Singapura sebesar 54%—59% dari total konsumsi BBM Indonesia, yang ditaksir mencapai 1,6 juta barel per hari (bph) per 2024.

Bukan tidak mungkin, tegas Bahlil, ke depannya tidak ada impor BBM sama sekali oleh Indonesia dari Negeri Singa.

Namun, pengurangan volume impor tersebut menurutnya akan dilakukan secara bertahap. “Bertahap ya. Tahap sekarang mungkin bisa sampai 50% mungkin suatu saat akan nol,” tuturnya.

Bahlil menjelaskan pengalihan impor BBM dari Singapura ke AS juga merupakan bagian dari upaya negosiasi untuk menghindari pengenaan tarif resiprokal oleh Presiden AS Donald Trump.

“Mengalihkan sebagian bukan semuanya, kan kita sudah mempunyai perjanjian dengan Amerika. Salah satu di antara yang kita tawarkan itu adalah kita harus membeli beberapa produk dari mereka. Di antaranya adalah BBM, crude [minyak mentah], dan LPG [gas minyak cair],” jelas Bahlil.

Menurut dia, alasan pemerintah mengalihkan impor BBM dari Singapura ke AS di antaranya karena persoalan geopolitik dan geoekonomi.  “Kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain."

Dia pun menegaskan penyetopan impor BBM dari Singapura tidak akan melalui terminasi kontrak karena Indonesia selama ini membeli dari pasar spot.

"Impor itu enggak ada kontrak. Impor itu adalah spot, [di mana] barang ada, dibeli. Jadi bukan berarti putus kontrak dalam waktu sekian," tegasnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$36,27 miliar. Postur impor itu berasal dari pembelian minyak mentah senilai US$10 miliar dan hasil migas sebesar US$25,92 miliar.

Di sisi lain, kuota impor minyak mentah Indonesia dari AS terbilang kecil dibandingkan dengan realisasi impor sepanjang 2024. Indonesia mengimpor minyak mentah dari AS sekitar US$430,9 juta pada periode tersebut.

Sebagian besar impor minyak mentah Indonesia berasal dari  Arab Saudi, Angola, Nigeria hingga Autralia. Sementara itu, impor BBM kebanyakan berasal dari kilang di Singapura.

(mfd/wdh)

No more pages