Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga memaparkan realisasi pembiayaan, yaitu mencapai Rp250 triliun atau 40,6% dari target APBN 2025 yang sebesar Rp 775,9 triliun per 31 Maret 2025.
"Pembiayaan non-utang mencapai sebesar minus Rp20,4 triliun dan pembiayaan utang dipenuhi melalui penerbitan surat berharga negara yang secara neto mencapai jumlah Rp282,6 triliun. Juga pinjaman neto mencapai minus Rp12,3 triliun," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan pembiayaan utang akan terus dilaksanakan secara hati-hati dan terukur dengan memperhatikan proyeksi (outlook) defisit APBN. "Serta ketersediaan likuiditas pemerintah dan tentu mencermati dinamika pasar keuangan dan termasuk pasar obligasi serta menjaga keseimbangan antara tingkat biaya dan resiko utang. "
Realisasi APBN Per 31 Maret 2025
1. Pendapatan Negara
- Peneriman Perpajakan Rp400,1 triliun
a. Penerimaan Pajak: Rp322,6 triliun
b. Pepabeanan dan Cukai: Rp77,5 triliun
- Penerimaan Negara Bukan Pajak: Rp115,9 triliun
2. Belanja Negara
- Belanja Pemerintah Pusat: Rp413,2 triliun
a. Belanja Kementerian/Lembaga: Rp196,1 triliun
b. Belanja non-K/L Rp217,1 triliun
- Transfer ke Daerah: Rp207,1 triliun
3. Keseimbangan primer: Rp17,5 triliun
4. Defisit Rp104,2 triliun atau 0,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
5. Pembiayaan Anggaran: Rp250 triliun
(lav)
































