Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Melemah Pagi Ini Meski Pamor SUN Terungkit Isu Utang AS

Ruisa Khoiriyah
12 May 2023 09:55

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah memulai hari perdagangan terakhir pekan ini dengan menghadapi tekanan lagi, setelah dua hari berturut-turut berhasil bertahan sedikit menguat. Di pasar spot, pairing USDIDR naik 39 bps mengantarkan nilai tukar rupiah ke posisi melemah 0,26% menjadi Rp14.763 per dolar AS pada pukul 9:14 WIB, Jumat (12/5/2023).

Dari kacamata analisis teknikal, nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan lebih lanjut menuju trendline ungu ke level Rp14.800 per dolar AS. Level itu terkonfirmasi menjadi support nilai rupiah. Sedangkan level resistance rupiah ada di kisaran Rp14.722 per dolar AS.

Pelemahan rupiah pagi ini tidak sendiri. Kemarin, indeks yang mengukur kekuatan mata uang di negara-negara emerging market juga tertekan dengan pelemahan tipis 0,2%. 

Analisis teknikal memperlihatkan rupiah berpeluang melemah hari ini hingga menembus Rp14.800/US$ (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Dua hari kemarin nilai  tukar rupiah berhasil melawan tekanan the greenback dengan bertahan menguat tipis hingga tak sampai keluar dari zona Rp14.700-an. Animo pasar yang tengah tinggi menyasar pasar obligasi domestik, memberi penguatan pada nilai tukar rupiah. 

Tiga hari berturut-turut, level yield obligasi negara (SUN/INDOGB) tenor 10 tahun terus melemah mengindikasikan massifnya aksi beli di pasar obligasi rupiah. Pada Jumat pagi ini, yield SUN tenor 10 tahun kembali melemah ke level 6,389%. Pelemahan yield adalah cerminan adanya aksi beli yang menaikkan harga obligasi. 

Krisis debt ceiling untungkan obligasi rupiah