Logo Bloomberg Technoz

Isu Amerika Terancam Gagal Bayar Utang Malah Untungkan Indonesia

Ruisa Khoiriyah
11 May 2023 12:40

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Polemik seputar batas pagu utang pemerintah Amerika Serikat (AS) alias debt ceiling yang masih belum mereda hingga detik ini telah membuat pelaku pasar mulai was-was dan dihinggapi kekhawatiran isu itu bakal mendisrupsi pasar obligasi global.

Akan tetapi, berkaca dari sejarah kemelut debt ceiling di masa lampau yang juga menghebohkan, yaitu pada 2011 dan 2013 ketika isu tersebut menuai kericuhan di pasar keuangan, obligasi rupiah justru keluar sebagai sanctuary alias tempat investasi yang menguntungkan bagi para pemodal global. Akankah isu debt ceiling kali ini juga akan mengulang histori itu dan menempatkan obligasi rupiah sebagai juara?

Berdasarkan analisis Bloomberg, obligasi rupiah mencatat kinerja mengesankan di tengah volatilitas pasar obligasi global pada 2011 dan 2013 silam. Performa obligasi rupiah bahkan mengungguli kinerja obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang selama ini dinilai sebagai aset kelas dunia. US Treasury justru mencatat kinerja lebih buruk pada periode-periode tersebut.

“Dengan mengasumsikan isu debt ceiling akan terselesaikan dalam 11 jam, obligasi Indonesia biasanya bertahan pada fundamentalnya yang membaik di mana ia bisa naik dalam jangka menengah, ditambah perkiraan Bank Indonesia akan memangkas bunga menyusul inflasi yang turun lebih cepat dari perkiraan,” jelas Winson Phoon, Head of Fixed Income Research di Maybank Securities Pte di Singapura seperti dilansir oleh Bloomberg News, Kamis (11/5/2023).

Polemik debt ceiling menghadapkan Amerika, negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia itu, pada ancaman gagal bayar alias default bila batas pagu utang gagal dinaikkan sebelum 1 Juni nanti.