Logo Bloomberg Technoz

Trump menyampaikan pidatonya di hadapan para pemimpin dunia yang berkumpul di Davos, Swiss, untuk mengatakan, ia akan meminta Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya untuk "menurunkan harga minyak," dengan tujuan meningkatkan produksi minyak mentah sebagai cara untuk menambah tekanan pada Rusia dan membantu mengakhiri perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun di Ukraina.

"Trump, entah benar atau salah, ingin melihat guncangan suplai yang positif di sektor energi," kata Neil Dutta di Renaissance Macro Research. "Hal ini akan menurunkan ekspektasi inflasi, yang pada akhirnya akan menurunkan suku bunga."

AS terus memompa minyak. (Bloomberg)

Para trader sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke BOJ, di mana bank sentral ini diperkirakan akan mengerek suku bunga acuannya paling tinggi dalam 18 tahun terakhir.

Gubernur Kazuo Ueda dan jajarannya mungkin akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga overnight call menjadi 0,5% untuk meningkatan kepercayaan diri atas keberlanjutan inflasi seiring dengan kemajuan Jepang di jalur normalisasi. Kenaikan 25 basis poin akan menjadi yang terbesar sejak Februari 2007.

Sementara itu, dalam upaya untuk menopang pasar sahamnya yang sedang lesu, Komisi Pengawasan Sekuritas China mengatakan reksa dana harus menaikkan kepemilikan saham dalam negeri setidaknya 10% per tahun selama tiga tahun ke depan. Sementara perusahaan asuransi besar milik negara harus menginvestasikan 30% dari premi polis baru mereka mulai tahun 2025.

Di sisi lain di Asia, data perdagangan Filipina, pertumbuhan ekonomi Taiwan, dan angka inflasi nasional Jepang semuanya dijadwalkan akan dirilis pada Jumat.

Hampir tiga perempat ekonom memperkirakan kenaikan BOJ pada Jumat. (Bloomberg)

Kembali ke AS, ada beberapa optimisme bahwa pemerintahan Trump mungkin dapat mengambil langkah yang akan mendorong pertumbuhan dan saham, bahkan sambil tetap menekan harga, yang seharusnya memungkinkan Federal Reserve (The Fed) untuk melanjutkan pelonggaran moneter tahun ini.

Menurut James Demmert di Main Street Research, pasar saham berada dalam "mode tenang sebelum badai" menjelang konferensi pers keputusan The Fed minggu depan dan dimulainya musim laporan keuangan emiten-emiten teknologi besar.

"Keduanya mungkin akan menyebabkan volatilitas pasar." Demmert melihat konsolidasi atau koreksi lebih lanjut pada saham-saham sebagai peluang bagi para investor.

"Kita masih dalam tahap awal siklus bisnis yang dipimpin AI dan teknologi, serta pasar bullish, yang sekarang berusia sekitar dua tahun, dan mungkin akan berlangsung selama lima tahun ke depan," katanya.

Berita lainnya, harga Bitcoin berbalik negatif setelah perintah eksekutif Trump membentuk kelompok kerja untuk aset digital tidak memenuhi ekspektasi. Sementara emas memangkas kerugian pada Kamis.

(bbn)

No more pages