Bursa Asia Bergerak Variatif, Data Tenaga Kerja AS Tekan Sentimen
News
17 December 2025 06:22

Rob Verdonck - Bloomberg News
Bloomberg, Saham-saham di Asia diperkirakan dibuka bervariasi, mengikuti pergerakan Wall Street setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah gagal meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga lanjutan oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed). Sementara itu, harga minyak turun ke level terendah dalam hampir lima tahun.
Kontrak berjangka indeks saham di Sydney dan Hong Kong mengarah pada pelemahan tipis, sementara Tokyo diperkirakan dibuka menguat. Indeks S&P 500 turun untuk hari ketiga berturut-turut, sementara Nasdaq 100 naik 0,3%—ditopang lonjakan saham Tesla Inc sebesar 3,1% ke rekor tertinggi sepanjang masa. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dan nilai tukar dolar melemah. Harga minyak mentah Brent anjlok hampir 3% ke level penutupan terendah sejak Februari 2021.
Jumlah tenaga kerja nonpertanian (nonfarm payrolls) bertambah 64.000 pada November setelah turun 105.000 pada Oktober, seiring menyusutnya lapangan kerja di sektor pemerintah federal. Tingkat pengangguran tercatat 4,6% bulan lalu, naik dari 4,4% pada September dan menjadi yang tertinggi sejak 2021.
Bank sentral AS diperkirakan tidak akan memberi bobot besar pada data tersebut karena adanya gangguan akibat penutupan pemerintah AS. Pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada Januari sebesar 20%. Investor kini akan mencermati data inflasi yang dijadwalkan rilis Kamis (18/12) serta pernyataan sejumlah pejabat The Fed yang diperkirakan berbicara sepanjang pekan ini.






























