Bloomberg Technoz, Jakarta - Menyambut libur imlek, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (20/1/2023) ditutup di teritori positif dengan penguatan 0,81% atau 55,02 poin ke posisi 6.874,93.
Dua emiten perbankan mencatatkan volume perdagangan tertinggi dengan posisi akhir sesi 2 yang anomali. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBBCA) mencatatkan transaksi Rp 680,73 triliun dan mengakhiri perdagangan pada level Rp 8.300, turun 25 poin. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mantap di level Rp 4.650, naik 40 poin dengan total transaksi perdagangan Rp 463,18 miliar.
Total transaksi perdagangan hari ini mencapai Rp 8,96 triliun. Nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak sebaliknya dengan tercatat -0,19% ke posisi Rp 15.075
Pergerakan saham-saham sektor energi menjadi pendukung utama penguatan IHSG hari ini dengan bergerak di zona ekspansif 2,43%. Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) menguat 8,65% ke posisi Rp 113. Selain itu penguatan juga terjadi pada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) 7,97% ke posisi Rp 21.675.
Sementara indeks saham LQ-45, yang berisikan saham-saham unggulan, berhasil naik 3,40 poin atau 0,36% ke posisi 941,01. Saham-saham LQ-45 yang tercatat menguat, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) terapresiasi 1.475 poin ke posisi Rp 38.325, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 50 poin ke posisi Rp 1.300, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 45 poin ke posisi Rp 1.385.
Pasar saham Asia dilaporkan kompak menguat. Penguatan dipimpin Hang Seng +1,82%, indeks Nikkei 225 tercatat ditutup di zona hijau +0,56%, dan Shanghai naik +0,76%. Indeks Kospi Korea menguat +0,63% sementara itu Dow Jones Index Future menguat +0,13%.
Adapun sentimen positif datang dari Presiden Xi Jinping yang berkomitmen menerapkan kebijakan keluar dari Zero Covid untuk mendukung pertumbuhan perekonomian. Laporan terbaru menunjukkan otoritas keuangan setempat tengah meningkatkan dukungan refinancing untuk para developer.
Kabar global datang dari Inggris yang merilis data penjualan ritel yang turun 1% secara bulanan pada Desember 2022. Angka ini memburuk dibanding periode November 2022, yaitu 0,5%. Data ini lebih rendah dari ekspektasi pasar, yang memperkirakan pada Desember 2022 terjadi kenaikan penjualan ritel 0,5%.
(fad/wep)