Logo Bloomberg Technoz

Para ekonom melihat ukuran inti sebagai indikator yang lebih daripada CPI secara keseluruhan. Angka tersebut naik 0,4% dari bulan sebelumnya dan 3,5% dari tahun lalu.

Ini merupakan sebuah percepatan dari bulan Februari yang didorong oleh harga energi yang lebih tinggi, dipaparkan dalam data Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Metrik Aktual  Prediksi
IHK MoM +0,4%  +0,3%
IHK Inti MoM  +0,4%  +0,3%
IHK YoY  +3,5%  +3,4%
IHK Inti YoY  +3,8%  +3,7%
Dok: Bloomberg

Laporan terbaru Rabu (10/4/2024) malam waktu Indonesia memberi bukti bahwa kemajuan dalam menjinakkan inflasi mungkin terhenti, meskipun bank sentral AS atau The Fed mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dua dekade.

Dengan kuatnya pasar tenaga kerja, yang  masih mendukung permintaan rumah tangga, para pejabat bersikeras bahwa mereka ingin melihat lebih banyak bukti bahwa tekanan harga reda secara berkelanjutan, sebelum akhirnya benar-benar menurunkan biaya pinjaman.

Imbal hasil atau yield obligasi dan dolar melonjak sementara indeks berjangka S&P 500 jatuh. Trader memangkas tingkat keyakinan mereka bahwa the Fed akan memangkas suku bunga tahun ini.

Pembuat kebijakan masih menanti satu laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditures price index/PCE), usai melihat indeks harga produsen (IHP), sebelum pertemuan kebijakan berikutnya pada 1 Mei. Para pejabat Fed telah secara efektif mengesampingkan penurunan suku bunga saat itu.

"Meskipun The Fed tidak menargetkan CPI, hal ini merupakan alasan lain untuk menunda penurunan suku bunga dan/atau mengurangi jumlah yang diharapkan tahun ini. Jika inflasi sektor jasa tetap tinggi, maka tidak ada banyak ruang untuk melonggarkan," pendapat Kathy Jones,  chief fixed-income strategist.

Anna Wong dan Stuart Paul, analis Bloomberg Economics menambahkan bahwa bank sentral kemungkinan akan mengambil sinyal yang lebih kuat bahwa momentum disinflasi melambat dari laporan ini.

"Kami memundurkan ekspektasi kami untuk penurunan suku bunga pertama ke bulan Juli, dari perkiraan sebelumnya di bulan Juni," tulis mereka dalam sebuah catatan, Rabu.

Berbeda dengan  jasa, penurunan harga barang yang berkelanjutan selama sebagian besar tahun lalu, telah memberikan keringanan relatif bagi konsumen - meskipun para ekonom memperkirakan bahwa hal itu akan menjadi sumber disinflasi yang kurang dapat diandalkan di masa depan.

Harga-harga barang inti, yang tidak termasuk komoditas makanan dan energi, turun 0,2% di bulan ini.

Dengan harga energi yang juga kembali naik, tidak jelas dari mana hambatan besar berikutnya terhadap inflasi. Para ekonom telah lama mengantisipasi pelonggaran dalam pertumbuhan harga hunian, namun sejauh ini, hal itu belum benar-benar terjadi.

(bbn)

No more pages