Logo Bloomberg Technoz

Efek Krisis Boeing: Siap-siap Banyak Rute Ditinggalkan Maskapai

Pramesti Regita Cindy
27 March 2024 13:20

Pesawat Lufthansa AG mendarat saat aksi mogok pekerja di Bandara Berlin Brandenburg, Jerman, Senin (13/3/2023). (Krisztian Bocsi/Bloomberg)
Pesawat Lufthansa AG mendarat saat aksi mogok pekerja di Bandara Berlin Brandenburg, Jerman, Senin (13/3/2023). (Krisztian Bocsi/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pakar penerbangan menilai pemerintah harus mengantisipasi risiko kenaikan harga tiket pesawat serta kemungkinan banyaknya rute yang bakal ditinggal maskapai, jika krisis gangguan pasok jet dari The Boeing Company dan Airbus SE berkepanjangan.

Pakar industri penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan krisis Boeing  —yang turut memengaruhi kapasitas pengiriman Airbus —  akan berdampak langsung pada ketersediaan pesawat yang layak terbang atau airworthy.

“Artinya, kapasitas produksi maskapai penerbangan jadi terbatas dan kalau krisisnya berkepanjangan. Kapasitas produksi akan berkurang,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (27/3/2024),

Sesuai hukum penawaran (produksi) dan permintaan, lanjut Gatot, manakala suplai turun, harga pun akan naik karena barang langka di pasar. Demikian halnya jika jumlah pesawat berkurang, dampaknya harga tiket akan mahal.

“Selain itu pesawat juga hanya akan diterbangkan ke rute-rute yang menguntungkan saja. Artinya, akan ada banyak rute yang tidak diterbangi,” tutur Gatot.

Papan informasi penerbangan yang dibatalkan di Terminal 1 Bandara Berlin Brandenburg, Jerman, Senin (13/3/2023). (Krisztian Bocsi/Bloomberg)