Bloomberg Technoz, Jakarta - Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia menilai insentif berupa pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) 100% yang berlaku pada November hingga Desember 2023 tidak berhasil mendongkrak penjualan apartemen di Jakarta.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan tingkat penjualan (sales rate) apartemen justru mengalami penurunan dari masa keemasan pada 2014. Saat itu, sales rate berada pada level 75% tetapi turun hingga ke level 59% pada 2023.
Tidak seperti insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPNDTP) untuk rumah tapak, stimulus serupa untuk segmen apartemen tidak memberikan dampak signifikan kepada penjualan unit di Jakarta pada 2023.
“Ketika bebas PPN diluncurkan, akhirnya aktivitas [di pasar properti rumah tapak] terlihat aktif karena stok habis, tetapi hal tersebut tidak terlihat di [pasar] apartemen secara umum. Kalau ditanya, 'Apakah ada pembeli apartemen menggunakan fasilitas PPNDTP?' [Jawabannya] ada, tetapi, 'Apakah dampaknya sebesar dan semasif rumah tapak?' Tidak,” ujar Yunus, Rabu (28/2/2024).

Yunus mengelaborasi bahwa kebijakan bebas PPN untuk rumah tapak dan unit rumah susun sebenarnya pernah diterapkan pada 2021 dan 2022. Secara historis, insentif tersebut memang lebih berdampak pada penjualan rumah tapak dibandingkan dengan apartemen.
Dalam kaitan itu, rumah tapak memang diminati oleh pengguna akhir (end user) yang bakal menempati rumah tersebut, sementara apartemen lebih banyak diminati oleh investor individual yang berupaya untuk menghasilkan keuntungan dengan berinvestasi pada unit apartemen.
Apartemen yang merupakan bangunan bergedung tinggi atau high rise building merupakan sebuah konsep yang baru di masyarakat. Walaupun harga rumah tapak cenderung lebih tinggi ketimbang apartemen, preferensi masyarakat adalah tetap membeli rumah tapak.
Selain rumah tapak, apartemen juga memiliki pesaing lainnya yakni indekos, di mana orang menyewa kamar di sebuah rumah tapak dengan harga yang lebih terjangkau dari apartemen. Apalagi, pembeli apartemen juga masih harus membayar biaya tambahan selain biaya sewa setiap bulannya.
Hal tersebut pada akhirnya membuat apartemen lebih diminati sebagai instrumen untuk investasi, alih-alih menjadi tempat tinggal.

Berhati-hati
Sayangnya, investor individual tersebut lebih hati-hati atau wait and see sejak pandemi yang terjadi pada 2020. Saat itu, banyak investor yang menahan pembelian dan memiliki pertimbangan lainnya sebelum melakukan pembelian, salah satu pertimbanyan adalah mengalihkan uang yang ada untuk melakukan investasi pada instrumen yang lebih pasti seperti deposito.
Dengan demikian, pembelian apartemen pada akhir-akhir ini memang hanya dilakukan oleh end user yang jumlahnya tidak sebesar investor.
Pada 2023, jumlah ketersediaan unit apartemen berada pada kisaran 20.000 unit hingga 40.000 unit, sedangkan permintaan hanya berada pada kisaran 0 hingga 20.000 unit.
Sebaliknya, pada semester II-2023, ketika kebijakan bebas PPN DTP diluncurkan, terdapat sekitar 10.200 unit baru rumah tapak di Jabodetabek yang diluncurkan dan permintaan mencapai sekitar 10.100 unit.
Secara keseluruhan tahun, jumlah peluncuran dan permintaan rumah tapak di Jabodetabek pada 2023 berada pada level 13.800 unit.
Artinya, peluncuran rumah tapak baru dan permintaan pada semester II 2023 berkontribusi masing-masing sebesar 73,91% dan 73,19% pada total keseluruhan peluncuran rumah tapak baru dan permintaan pada 2023.
Menurut Yunus, para pengembang (developer) memang berlomba-lomba dalam memanfaatkan bebas PPN sebesar 100% yang diterapkan pada November dan Desember 2023.
(dov/wdh)